Puncta 16.07.18. Yesaya 1:11-17. Berhentilah berbuat jahat. Belajarlah berbuat baik.

NABI YESAYA mengingatkan bangsanya bahwa ibadat dan persembahan serta korban-korban bakaran tidak disukai Allah kalau perbuatan-perbuatan umat jauh dari keadilan dan kebenaran.

Apa artinya selebrasi ibadat yang megah mewah kalau aksi sosialnya kosong belaka.

Romo Vikep Semarang dalam talkshow dengan anak muda lintas iman menegaskan, “kita tidak boleh berhenti pada selebrasi doa di gereja saja, tetapi perlu ada edukasi dan aksi nyata bagi sesama”.

Aksi nyata itulah yang terwujud dalam tindakan keadilan, kasih dan solidaritas. Doa-doa kita tidak cukup kalau hanya berhenti pada selebrasi saja.

Yesus juga mengingatkan kita, bukan orang yang berseru “Tuhan, Tuhan” yang akan masuk Kerajaan Allah tetapi mereka yang melaksanakan sabdaKu.

Marilah kita menjadi pelaksana sabda, bukan hanya pendengar atau bahkan penonton doang.

Eh maaf malam ini kita harus jadi penonton final pildun. Jagoku Kroasia lho. Jagomu?

Selamat merenungkan.

Berkah Dalem.

(Rm. A. Joko Purwanto Pr)

Puncta 14.07.18. Matius 10:24-33. Kebo Nusu Gudel.

ISTILAH Jawa itu mau menggambarkan orangtua belajar dari anaknya. Biasanya terbalik.

Orang muda belajar dari orangtua. Murid belajar dari gurunya. Anak belajar dari bapaknya.

Tetapi situasi jaman now membuat anak mampu melebihi orangtuanya. Jaman internet membuat anak jaman now lebih hebat dari orangtuanya. Orangtua jaman sekarang sering dibilang “gaptek”. (more…)

Puncta 11.07.18. Matius 10:1-7. Israel Baru.

SETIAP kali pergi ke salah satu lingkungan untuk melayani misa, saya melewati persawahan yang luas.

Ketika mendekati musim tanam, saya berjumpa dengan ibu-ibu yang penuh semangat menggarap sawahnya dengan harapan tinggi mendapat panenan yang banyak. Harapan dari tanah baru yang sedang digarap itulah yang memberi suasana gembira. (more…)