Puncta 01.01.21 / HR Maria Bunda Allah / Lukas 2:16-21
“Bunda”
TANGAN halus dan suci, telah mengangkat tubuh ini.
Jiwa raga dan seluruh hidup rela dia berikan.
Kata mereka diriku selalu dimanja.
Kata mereka diriku selalu ditimang.
Oh, bunda ada dan tiada dirimu ‘kan selalu ada di dalam hatiku.
Pikirku pun melayang dahulu penuh kasih.
Teringat semua cerita orang tentang riwayatku.
Kata mereka diriku selalu dimanja.
Kata mereka diriku selalu ditimang.
Oh, bunda ada dan tiada dirimu ‘kan selalu ada di dalam hatiku.
Demikian sepenggal syair lagu “Bunda” yang sangat menyentuh hati. Kasih seorang ibu sungguh luar biasa. Ia mengurbankan seluruh jiwa raga bagi anak-anak yang sangat dikasihinya. Ia sering “berbohong” untuk menutupi pengurbanannya demi buah hatinya. Misalnya, ketika makan, ibu berkata kepada anaknya, “makanlah sampai kenyang, ibu belum lapar.” Ia akan makan sisa-sisa terakhir yang ditinggalkan anak-anaknya.
Ketika menunggui anaknya yang sedang sakit, walau ia capek dan ngantuk, tetapi ibu berkata, “Istirahatlah nak biar cepat sembuh, ibu belum ngantuk, ibu akan menungguimu.” Ketika sudah tua renta, seharusnya ibu istirahat. Tetapi ibu akan berkata, “kalau tidak kerja ibu malah cepat sakit.” Selalu ada saja yang dikerjakan.
Seorang ibu tidak akan kehabisan cara untuk mengasihi anak-anaknya.
Hari ini kita mengawali tahun 2021. Kita merayakan St. Maria Bunda Allah, juga bunda kita semua. Segala perkara yang dialami Maria disimpan dan direnungkan di dalam hatinya. Hati Maria seluas samudera. Ia menerima apa pun yang diberikan. Seperti samudera itu menerima segala hal, baik buruk, bersih kotor, besar kecil dan apapun ditampungnya.
Dengan segala kerendahan hatinya sebagai abdi Allah, Maria menjadi ibu yang setia, tekun dan taat pada kehendak Tuhan. Ia selalu berusaha mendengarkan kehendak Tuhan. Ia merenungkan dan menimbang-nimbang di dalam keheningan batin.
Spiritualitas mendengarkan dan merenungkan yang dihayati Maria ini bisa menjadi spirit kita juga. Kita diajak lebih mendengarkan, membuka hati dan peduli pada keluhan dan derita orang lain. Mendengarkan dan menimbang-nimbang bisa menjadi sebuah cara alternatif menghadapi persoalan.
Bunda Maria doakanlah kami anak-anakmu.
Menutup tahun yang lama.
Main bola sebentar saja.
Kasih ibu adalah pelita.
Tempat bernaung dalam gulita.
Cawas, ketuk jendela…
Rm. Alexandre Joko Purwanto, Pr