KOLONEL Javert membenci dan terus mencari kesalahan-kesalahan Jean Valjean. Kendati Valjean telah berubah menjadi manusia baru dan hidup menurut ajaran kasih Yesus.
Namun bagi Javert, pada dasarnya manusia tidak bisa berubah. Sekali berdosa, orang tetap berdosa. Sementara itu Valjean yang merasa sudah ditebus dan dikasihi Tuhan, berusaha terus menebarkan kasih itu kepada sesama.
Ia bahkan mencintai pelacur yang mempunyai anak di luar nikah. Ia mengasihi tanpa pamrih. Ia membagi makanan kepada orang-orang miskin di Paris. Ia membangun kota Vigau menjadi makmur.
Namun bagi Javert, itu hanyalah kedok untuk menutupi keburukannya. Baginya manusia itu buruk. Perubahan itu hanyalah fantasi. Bagi Javert, dunia ini dibagi menjadi hitam dan putih.
Sementara Valjean menilai bahwa kasih Allah itu terwujud dalam mengasihi sesama. Kasih itu mengampuni. Javert dihantui rasa bersalahnya dan ia menembak dirinya di tepi sungai Seine di samping Katedral Notre Dame Paris.
Kasih mengalahkan kebencian. Pengampunan pada akhirnya menang. Begitulah akhir dari Novel “Les Miserables” karangan Victor Hugo.
Yesus berkata kepada murid-murid-Nya,”Jikalau dunia membenci kamu, ingatlah bahwa ia telah lebih dahulu membenci Aku. Sekiranya kamu dari dunia, tentulah dunia mengasihi kamu sebagai miliknya. Tetapi karena kamu bukan dari dunia, sebab Aku telah memilih kamu dari dunia, maka dunia membenci kamu.”
Orang yang mengikuti Yesus pasti akan dibenci oleh dunia. Karena ajaran kasih Yesus itu berlawanan dengan kehendak dunia. Menurut hukum dunia, orang salah harus dihukum, bukan diampuni atau dikasihi.
Puntadewa yang berdarah putih itu juga dibenci oleh adik-adiknya karena sikapnya, “Wong becik dibeciki, wong ala dibeciki.” (Orang baik diperlakukan dengan baik, orang jahat juga diperlakukan dengan baik).
Semakin kita mengasihi Kristus dan melakukan ajaran-Nya, semakin dunia membenci kita. Kasih Kristus itu ajaran yang melampaui hukum dunia.
Bagaimana bisa Santo Yohanes Paulus II itu mengampuni orang yang menembaknya? Bagaimana bisa Maximilianus Maria Kolbe itu memilih mati di kamp konsentrasi Jerman untuk menggantikan seorang bapak, Franciszek Gajowniczek yang dihukum oleh Nazi?
Semua itu karena kasih Yesus kepada manusia. Yesus lebih dahulu dibenci oleh dunia. Begitu pun para murid-Nya juga akan dibenci karena ajaran-ajaran Yesus yang melampaui pikiran dan nalar dunia.
Siap-siaplah kita akan dibenci, ditolak, disingkirkan, dijauhi dan dicemooh karena kita mengikuti Kristus. Yesus mengingatkan, ”Semuanya itu akan mereka lakukan terhadap kamu karena nama-Ku, sebab mereka tidak mengenal Dia, yang telah mengutus Aku.”
Didi Kempot mengelilingi “Sewu Kutha”.
Akhirnya berhenti di “Stasius Balapan”.
Corona mengubah segala-galanya.
Kita harus siap hadapi perubahan.
Cawas, Harus tegar walau ambyar….
Rm. A. Joko Purwanto, Pr