“Ayo Baca Alkitab”
HARI ini adalah peringatan 1600 tahun wafatnya St. Hieronimus yakni tanggal 30 September 420. Kita bisa mengenal Kitab Suci karena usaha keras orang kudus ini. Seluruh hidupnya diabdikan untuk menterjemahkan Kitab Suci bahasa Yunani dan Hibrani ke dalam bahasa Latin.
Kitab Suci terjemahan St. Hieronimus dalam bahasa Latin disebut Vulgata, dan itu dipakai di seluruh kekaisaran Romawi yang akhirnya menyebar ke seluruh dunia sampai sekarang.
Kita masih ingat sebelum Konsili Vatikan II seluruh liturgi dan Kitab Suci memakai bahasa Latin. Setelah Konsili Vatikan, liturgi gereja dan Kitab Suci diterjemahkan ke dalam bahasa setempat. Yang dulunya berbahasa Latin, sekarang bisa dibaca dalam aneka bahasa setempat.
“Barangsiapa tidak mengenal Kitab Suci, tidak mengenal Kristus.” kata St. Hieronimus. Kitab Suci adalah pintu masuk mengenal pribadi dan karya-karya Kristus. Orang Katolik jangan hanya membuka Kitab Suci kalau Bulan September saja, bulan yang dikhususkan sebagai Bulan Kitab Suci Nasional.
Kitab Suci harus menjadi makanan kita setiap hari. Sebagaimana kita membutuhkan makanan jasmani, kita pun membutuhkan makanan rohani. Salah satunya adalah dengan membaca Kitab Suci.
“Saya merasa damai setelah setiap hari membaca Kitab Suci, walaupun hanya dua ayat saja per hari.” kata salah satu anggota ABA (Ayo Baca Alkitab).
“Dengan ikut kelompok ABA saya merasa didukung dan dikuatkan untuk setia membaca Kitab Suci, karena kami setiap hari harus melaporkan kepada host di grup.” seorang ibu menimpali.
“Pokoknya sekarang seperti sudah menjadi kebutuhan. Kalau belum membaca Kitab Suci rasanya ada yang belum lengkap. Ada yang kurang dalam hidup ini,” imbuh seorang bapak.
Saya mendampingi dua grup ABA. Yang satu beranggotakan 96 orang, yang lain 62 orang dari berbagai kota. Ada yang sudah 4 tahun tanpa henti setiap hari membaca Kitab Suci. Mulai dari Kitab Kejadian sampai Kitab Wahyu. Pesertanya pun dari berbagai denominasi gereja. Kita semua disatukan dalam Kristus.
Ada grup yang punya ide kreatif, sambil membaca sambil menabung 2000. Pada akhir membaca Kitab Wahyu mereka mengumpulkan tabungannya dan mendonasikannya kepada yang membutuhkan.
Kitab Suci menjadi hidup dan berbuah berkat bagi sesama. Sabda Allah mewujud dalam bentuk kasih dan kepedulian kepada yang kecil dan lemah. Dengan begitu, Allah sungguh dirasakan dan hadir dalam hidup kita.
Sambil ngobrol asyik berolahraga jalan kaki.
Badan berkeringat karena berjemur di matahari.
Bacalah Kitab Suci, jangan hanya disimpan di almari.
Dan kamu akan mengenal siapa Kristus dan Bapa yang mengasihi.
Cawas, tertimbun Pisa…
Rm. Alexandre Joko Purwanto, Pr