“Penggarap Tak Beradab”
PEMILIK lahan terkejut karena alat-alat berat tahu-tahu sudah menggusur lahan dengan paksa tanpa pemberitahuan sebelumnya. Masyarakat yang punya lahan tak bisa berbuat apa-apa. Bahkan ketua adat yang memprotes penggusuran justru digelandang oleh aparat ditahan dan diintimidasi.
Pemodal bekerjasama dengan aparat bersenjata dan pejabat setempat menggusur lahan-lahan masyarakat adat. Segala macam cara dipakai. Ada cara halus, ada yang kasar. Dengan cara halus, warga dibujuk nanti akan diberi pekerjaan di perusahaan.
Walaupun hanya jadi buruh kasar di kebun. Pejabat diberi janji akan dibangunkan rumah adat atau lapangan sepakbola untuk desa. Aparat diberi upeti untuk menjaga segala kondisi. Jangan berharap aparat di belakang rakyat. Ia akan membela yang memberi upeti.
Tidak akan ada orangtua memberi warisan kepada anak cucunya karena lahan-lahan mereka sudah diambil alih oleh penggarap-penggarap raksasa yang punya modal besar. Mereka tidak akan menjadi ahli waris tanah leluhur. Tetapi mereka hanya akan menjadi buruh di tanah moyangnya atau kuli di tanah sendiri.
Rakyat sebagai pemegang hak waris hanya berjuang sendiri. Mungkin masih ada media yang punya hati nurani. Tetapi mereka pun disokong oleh pemodal. Belum pernah dengar ada istilah “wartawan amplopan”? atau LSM? Perangkat desa sudah tahu mereka datang kasih uang langsung pulang, tak ada yang menentang.
Penggarap-penggarap tidak bekerja sendirian. Mereka bisa membayar yang pegang senjata. Mereka bisa menyuap pejabat. Rakyat itu seperti hamba-hamba kebun anggur. Mereka ditangkap, disiksa, diteror, diintimidasi dan dieksekusi.
Mereka yang berkuasa bisa bikin narasi, konperensi pers; bahwa orang-orang itu melawan hukum, melawan aparat, menentang kebijakan penguasa, menghalangi pembangunan. Intinya mereka bisa dikorbankan.
Yesus menggunakan perumpamaan antara penggarap dan pemilik kebun anggur sebagai ilustrasi bagi para imam-imam kepala dan tua-tua bangsa Yahudi yang tidak mau percaya kepada nabi-nabi sebagai utusan Tuhan.
Yesus adalah Putera yang diutus oleh Bapa, Sang pemilik kebun anggur. Tetapi penggarap-penggarap itu justru menangkap, menyiksa dan membunuh si ahli waris.
“Kerajaan Allah akan diambil daripadamu dan akan diberikan kepada suatu bangsa yang akan menghasilkan buah Kerajaan itu.”
Sungguh nikmat makan pisang rebus.
Pisang nipah kulitnya masih mulus.
Marilah kita percaya kepada Yesus.
Dialah Sang ahli waris yang diutus.
Cawas, GT, Give and Take…
Rm. Alexandre Joko Purwanto, Pr