“Loyalitas Kemuridan”
FENOMENA pindah partai menjelang pemilihan calon legislatif marak terjadi akhir-akhir ini. Mereka yang pindah partai sering disebut politisi kutu loncat. Pengamat LIPI Syamsudin Harris mengatakan fenomena ini menunjukkan rendahnya moral politisi dan pragmatisme politik yang sedang berkembang.
Orang-orang pinter itu berhitung apakah ia bisa masuk ke dewan jika menjadi anggota partai A yang tidak memenuhi ambang batas parlemen. Faktor konflik internal partai juga membuat orang loncat pergi dari partainya. Bahkan jika punya pendukung banyak bisa membuat partai baru.
Orang pragmatis hanya berpikir “yang penting selamat dan aman duduk di kursi dewan.” Kekuasaanlah yang dikejar bukan demi menyejahterakan masyarakat umum.
Yesus memilih duabelas murid-Nya bukan untuk mengejar kekuasaan. “Ia menetapkan duabelas orang untuk menyertai Dia, untuk diutus-Nya memberitakan Injil, dan untuk menerima dari Dia kuasa mengusir setan.”
Yesus memilih orang-orang sederhana, bukan orang cerdik pandai. Kebanyakan dari mereka adalah kaum lemah sederhana, kecuali Lewi Matius si pemungut cukai. Kebanyakan adalah nelayan, penjala ikan. Mereka yang setiap hari bekerja berat, diterpa angin badai dan cuaca keras.
Selama kurang lebih tiga tahun mereka dididik untuk menjadi murid yang loyal. Kendati sering tidak mudah. Setelah kebangkitan, mereka mendapat perutusan agung untuk memberitakan Injil ke segala penjuru dunia. Kebangkitan Yesus itulah awal dari loyalitas mereka sebagai murid.
Dari tradisi gereja kita tahu bahwa mereka mati sebagai martir, membela iman akan Yesus Kristus, kecuali St. Yohanes.
Mereka loyal berjuang sampai akhir, mati demi iman dan menjadi pilar-pilar iman gereja sampai sekarang.
Kita semua yang dibaptis juga diutus menjadi rasul Yesus. Maukah kita diutus mewartakan Injil kepada orang lain? Berani setia dan loyalkah kita pada tugas perutusan ini?
Kehujanan sepanjang hari badan jadi menggigil.
Kepala pusing badan jadi terasa meriang.
Kita yang dibaptis menjadi murid yang dipanggil.
Mewartakan kabar gembira kepada semua orang.
Cawas, hujan gagal piknik…
Rm. Alexandre Joko Purwanto,Pr