DALAM buku hariannya, Anne Sulivan menulis tentang Helen Keller, “bagaimana bisa mendisiplinkan, tanpa mematahkan semangatnya.” Itulah yang dia kerjakan untuk mendidik Helen yang bisu tuli. Dengan susah payah dia mengajarkan kode-kode agar bisa berkomunikasi dengan Helen. Itulah gambaran kisah Helen Keller dalam Film The Miracle Worker.
Pelajaran yang paling dramatis adalah ketika dia berhasil mengajak Helen mengeja “W-A-T-E-R”. Helen dibopong ke halaman. Dia taruh tangannya di pompa air. Air keluar dari pompa. Helen merasakan dinginnya. Anne mengeja kode-kode huruf di telapak tangan Helen. Pelan-pelan mulut Helen mengeluarkan suara, “WATER.” Dari situ Helen mulai bisa sedikit-sedikit belajar bicara.
Terbukalah dunia luas bagi Helen Keller. Setelah bisa membaca, dia belajar di sekolah dan berhasil menamatkan gelar kesarjanaannya. Helen Keller banyak menulis kisah hidupnya. Ia menjadi dosen, motivator dan inspirasi bagi mereka yang mengalami kendala fisik. Ia dikenang sebagai aktivis bagi para penyandang disabilitas dan dihormati di seluruh dunia.
Yesus menyembuhkan seorang yang tuli dan gagap. Ia memasukkan jari-Nya ke telinga orang itu, lalu meludah dan meraba lidah orang itu. Lalu Ia berkata dengan suara keras, “Efata” artinya Terbukalah. Orang itu kemudian bisa berkata-kata dengan baik.
Setelah sembuh, orang itu menceritakannya kepada semua orang. Makin dilarang justru makin luas dia menceritakannya. Kebaikan Tuhan harus diwartakan. Apakah anda bisa merasakan kebaikan Tuhan? Apakah anda sudah mewartakannya kepada orang lain? Hal-hal baik jangan disimpan untuk diri sendiri. Tetapi wartakan dan bagikan kepada banyak orang. Itu adalah berkah.
Kita diberi mulut yang baik, sebarkan kebaikan. Kita diberi telinga yang sehat, dengarkan hal-hal yang bermanfaat.
Kita sudah diberi anugerah Allah
Jangan lupa bagikan menjadi berkah
Cawas, merenda waktu…
Rm. Alexandre Joko Purwanto, Pr