“Rindu Sosok HB IX”
SITUASI prihatin sedang melanda Indonesia. Ada pandemi, ada banjir, gempa dan longsor. Dibutuhkan orang yang mau bekerja, bukan demi pencitraan, tetapi tulus untuk rakyat. Orang yang tidak memikirkan dirinya sendiri, “selesai dengan kepentingan pribadi”, hanya demi rakyat.
Dibutuhkan seorang negarawan, bukan politikus yang suka naik panggung membangun citra diri. Ada banjir malah foto Selfi.
Gusti Raden Mas Dorojatun atau HB IX adalah seorang raja Ngayogjakarta Hadiningrat yang naik tahta sejak 1940-1988. Beliau adalah seorang raja yang “ngayomi” rakyat dan bijaksana. Selain itu beliau juga seorang negarawan yang hanya berpikir untuk kesejahteraan rakyat.
Beliau adalah penguasa lokal pertama yang menggabungkan diri dengan NKRI. Beliau menentang penjajahan Belanda dan mendukung Republiken. Keraton Jogja menjadi tempat perlindungan bagi pejuang-pejuang NKRI.
Ketika awal kemerdekaan RI, kas negara kosong dan beban ekonomi buruk akibat perang, beliau menyumbangkan kekayaannya sebanyak 6.000.000 gulden untuk membiayai pemerintahan yang kolaps.
Tahta Keraton Jogjakarta bukan diduduki untuk diri sendiri, tetapi untuk memuliakan alam semesta, “Hamengku Buwana”. Tahta keraton adalah tahta untuk rakyat.
Semangat mengabdi dan melayani rakyat itu nampak dalam hidup Sri Sultan HB IX. Rindu punya pemimpin seperti beliau sekarang ini.
Hari ini Gereja memperingati Tahta Santo Petrus. Yesus berkata, “Engkau adalah Petrus, dan di atas batu karang ini Aku akan mendirikan jemaat-Ku, dan alam maut tidak akan menguasainya. Kepadamu akan Kuberikan kunci kerajaan surga.”
Petrus menerima tugas ini dengan setia dan penuh derita. Ia menjaga umat sampai mati sebagai martir di Roma. Kepemimpinan Petrus dilanjutkan oleh para paus sampai sekarang.
Tahta Petrus itu adalah tugas melayani, bukan menguasai tetapi menjaga dan menggembalakan jemaat dengan cintakasih.
Apakah para imam, uskup dan pimpinan gereja sungguh menghayati pelayanan ini?
Banjir melanda di Bukit Duri.
Banyak warga lari mengungsi.
Kita dipanggil untuk mengabdi.
Bukan untuk mengejar citra diri.
Cawas, selamat melayani….
Rm. Alexandre Joko Purwanto, Pr