Dasyatnya Memaafkan:
“Tie A Yellow Ribbon Round The Old Oak Tree”
I’m coming home. I’ve done my time.
Now I’ve got to know what is and is it mine.
If you received my letter telling you I’d soon be free,
Then you’ll know just what to do if you still want me,
SEPENGGAL syair lagu di atas pernah menduduki puncak tangga lagu dunia di tahun 1973. Lagu itu ditulis berdasar kisah nyata tentang dasyatnya pengampunan.
Seorang suami tinggal di daerah White Oak, Georgia. Ia punya istri yang cantik. Tetapi setiap malam ia mabuk dan suka cekcok dan memukuli anak-istrinya.
Ia mencuri deposito istrinya dan pergi ke New York. Di sana ia mencoba bisnis tapi bangkrut. Lalu ia terlibat penipuan, kejahatan narkotika dan sex bebas. Akhirnya ditangkap polisi dan dipenjara selama tiga tahun.
Ketika hari pembebasan hampir tiba, ia menulis surat kepada istrinya. Ia rindu berkumpul di tengah keluarga. Ia berharap istri dan anak-anaknya mau menerima dan memaafkannya.
“Sayangku, jika engkau masih ingin aku kembali kepadamu, ikatkanlah sehelai pita kuning pada salah satu pohon Oak yang ada di pusat kota. Apabila aku lewat dan tidak menemukan sehelai pita kuning, maka tidaklah mengapa. Aku akan tahu dan mengerti. Aku tidak akan turun dari bis dan akan terus melanjutkan perjalananku ke Miami.” Demikian tulisnya.
Hari pembebasan tiba. Ia naik bus menuju Miami, Florida. Ia akan melewati kota kecil White Oak, tempat istri dan anak-anaknya. Ia mohon kepada sopir bus untuk berjalan pelan-pelan saat melewati pusat kota. Ia ingin melihat apakah ada sehelai pita kuning terikat di pohon oak.
Tiba-tiba keheningan pecah. Semua orang di bus bersorak dan bertepuk tangan. Tidak hanya sehelai pita kuning, tetapi ratusan pita kuning bergelantungan di pohon tua itu. Ia menangis tersedu-sedu.
Istri dan anak-anaknya masih menunggu dan mengasihinya. Istri dan anak-anaknya berlari menyambutnya. Mereka berpelukan. Itulah dasyatnya pengampunan.
Begitulah Allah seperti Bapa yang baik hati, selalu mengampuni anak-anak-Nya yang berdosa. “Sekalipun dosamu merah seperti kirmizi, akan menjadi putih seperti salju, sekalipun berwarna merah seperti kain kesumba, akan menjadi putih seperti bulu domba.”
Jika seorang ibu bisa mengampuni suaminya yang telah berkhianat padanya, betapa Allah yang maharahim akan mengampuni kita yang telah berdosa. Itulah dasyatnya kasih Allah.
Jalan-jalan di kota Surabaya.
Makan rawon dengan telur asinnya.
Pengampunan Allah selalu terbuka.
Asal kita mau datang kepada-Nya.
Cawas, senandung rindu….
Rm. Alexandre Joko Purwanto, Pr