SEORANG suami menulis di buku hariannya; “Tahun lalu saya harus operasi batu ginjal. Biaya rumah sakit mahal. Tahun lalu saya harus pensiun dari pekerjaan yang sudah saya tekuni 30 tahun. Di tahun yang sama, ibu saya dipanggil Tuhan. Anak saya gagal ujian test kedokteran, karena kecelakaan mobil. Biaya perbaikan mobil sangat mahal. Sungguh sial sekali nasib saya.” Ia mengakhiri tulisannya; “Sungguh tahun yang buruk dan berat.”
Istrinya tanpa diketahui membaca tulisan itu. Ia keluar dan menulis perasaannya; “Tahun lalu saya bersyukur suami berhasil dalam operasi batu ginjal. Ia makin sehat. Saya bersyukur suami pensiun dalam kondisi sehat dan baik. Tidak ada kasus tertinggal di kantornya. Sekarang punya banyak waktu buat keluarga. Saya juga bersyukur anak saya selamat dalam kecelakaan. Walau mobilnya rusak berat, namun ia tak sakit sedikit pun.” Sang istri mengakhiri tulisannya, “Rahmat Tuhan memang luar biasa, kami dapat melalui tahun kemarin dengan takjub. Tuhan melindungi dan mengasihi keluarga kami.”
Maria, saudara Lazarus menyambut kedatangan Yesus dengan istimewa. Ia mengambil minyak narwastu yang mahal dan meminyaki kaki Yesus, lalu menyekanya dengan rambutnya. Bau minyak itu semerbak memenuhi ruangan.
Yudas Iskariot menilai tindakan itu dengan sudut pandang yang lain. “Mengapa minyak narwastu ini tidak dijual tiga ratus dinar, dan uangnya diberikan kepada orang-orang miskin?”
Ia menilai tindakan Maria itu sebagai pemborosan dan sia-sia. Hanya menghambur-hamburkan uang tanpa ada gunanya.
Maria melakukan itu sebagai tindakan syukur. Ia dan saudaranya merasa dikasihi Tuhan sedemikian rupa. Lazarus dihidupkan kembali. Maka selayaknya ia menghormati Tuhan dengan sangat tinggi.
Rasa syukurlah yang membuat hidup kita bahagia. Maria mensyukuri karena Yesus tinggal di tengah keluarganya.
Yudas Iskariot berbeda cara pandangnya. Walau nampaknya ia memikirkan orang miskin, tetapi hati terdalamnya adalah ketamakan, karena yang dipikirkan adalah keuntungan pribadi.
“Hal itu dikatakannya bukan karena ia memperhatikan nasib orang-orang miskin, melainkan karena ia adalah seorang pencuri; ia sering mengambil uang yang disimpan dalam kas yang dipegangnya.”
Sudut pandang kita akan mempengaruhi cara kita bertindak. Apa yang ada di dalam pikiran kita, itulah yang akan mempengaruhi perilaku kita.
Kalau hati kita penuh rasa syukur, maka semuanya akan terasa bahagia. Sudut pandang mana yang paling dominan dalam pikiran dan hati kita?
Matahari muncul di ufuk timur.
Akan tenggelam di barat saat senja.
Kalau hati dipenuhi rasa syukur,
Hidup akan tentram dan bahagia.
Cawas, mengintip puncak merapi…..
Rm. Alexandre Joko Purwanto,Pr