“Teladan Kerendahan Hati”
TRIHARI suci diawali dengan perayaan Kamis Putih. Pada perayaan ini kita mengenangkan perjamuan terakhir Yesus bersama murid-murid-Nya.
Dalam perjamuan itu Yesus memberi teladan kasih dan perendahan diri. Yesus mengasihi murid-murid-Nya sampai tuntas. Ia memberikan tubuh dan darah-Nya sebagai tebusan dosa. Itulah kasih yang total tanpa batas.
Kasih itu juga diwujudkan dalam sikap merendahkan diri-Nya. Ia membasuh kaki para murid-Nya. Ia yang disebut Guru dan Tuhan merendahkan diri mau menjadi hamba lewat tindakan membasuh kaki.
Membasuh kaki adalah pekerjaan seorang budak atau hamba.
Paus Fransiskus pernah membasuh kaki para narapidana di penjara. Beliau juga pernah membasuh kaki para imigran, orang-orang kecil, gelandangan dan kaum papa miskin. Beliau meneladan Yesus yang merendahkan diri bagi manusia yang hina.
Setiap kali dan dimana-mana Yesus mengajarkan tentang kasih. Pada perjamuan ini, Yesus tidak hanya mengajarkan tetapi melakukan, memberi teladan nyata.
Lebih dari itu, pesan-Nya sangat jelas supaya kita juga melakukannya.
“Mengertikah kamu apa yang Kuperbuat kepadamu? Kamu menyebut Aku Guru dan Tuhan, dan katamu itu tepat, sebab memang Akulah Guru dan Tuhan. Nah, jikalau Aku, Tuhan dan Gurumu, membasuh kakimu, maka kamu pun wajib saling membasuh kaki, sebab Aku telah memberikan suatu teladan kepadamu supaya kamu juga berbuat seperti yang telah Kuperbuat kepadamu.”
Kita diajak untuk saling mengasihi, merendahkan diri dan mau melayani satu sama lain. Itulah tanda nyata jika kita menyebut diri sebagai murid-Nya.
Tanda identitas kita sebagai murid Yesus adalah dalam mengasihi dan melayani sebagaimana Dia telah memberi teladan kepada kita. Sudahkah kita melakukannya ?
Bapak Uskup memberi pesan;
Para imam kudu doyan gaweyan.
Cinta kasih dan pelayanan,
Adalah ciri khas murid-murid Tuhan.
Cawas, digawe seneng wae…
Rm. Alexandre Joko Purwanto, Pr