“Anggur Merah Anggur Cinta”
BUAH anggur sangat disukai banyak orang. Dari anak-anak sampai orang dewasa senang makan buah yang manis ini. Kualitas anggur menentukan nilai jualnya. Semakin anggurnya baik, semakin mahal harganya.
Anggur yang baik juga akan menjadi bahan dasar minuman wine atau amer. Wine yang baik dihasilkan dari buah anggur yang bermutu tinggi. Semakin wine itu baik, semakin mahal nilai jualnya.
Proses pemeliharaan pohon anggur pun harus dilakukan dengan cermat. Semua dilakukan dengan teliti dan hati-hati.
Menanam anggur sudah membudaya di Israel. Maka Yesus mengambil pola memelihara anggur ini dalam perumpamaan-Nya. Ia ingin menggambarkan Allah Bapa sebagai pengusaha atau pemilik kebun anggur. Pokok anggur adalah Yesus sendiri. Para murid adalah ranting-ranting-Nya.
Supaya pohon anggur bisa menghasilkan buah yang banyak maka harus dipotong dan dibersihkan. Pembersihan adalah sebuah tahap penting agar ranting berbuah. Kita pun harus dibersihkan, disucikan atau dimurnikan agar berbuah banyak.
Ranting hanya akan berbuah jika dia tinggal kuat erat bersatu dengan pokok anggur yang sesungguhnya, yakni Yesus.
Dia berkata, “Akulah pokok anggur dan kamulah ranting-rantingnya. Barangsiapa tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia, ia berbuah banyak, sebab di luar Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa.”
Tinggal di dalam Yesus itulah yang akan menghasilkan buah. Jika tidak tinggal, ranting akan mati dan tidak menghasilkan apa-apa. Kalau ranting itu mandul, dia akan dipotong, dibuang dan dibakar.
Buah apa yang diharapkan muncul dari ranting yang bersatu dengan pokok anggur? Apakah sukses, kekuasaan, kekayaan, harta melimpah, popularitas? Ternyata bukan itu.
Buah-buah yang mesti dihasilkan adalah kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan dan kelemah-lembutan.
Apakah kita sudah menghasilkan buah-buah itu? Jika belum berarti kita mesti lebih menyatukan diri kita dengan Sang Pokok Anggur yang sejati.
Bunga putih bunga dahlia.
Semerbak wangi di bukit cinta.
Mari tinggal dalam kasih-Nya.
Hidup damai dengan sesama.
Cawas, selamat jalan teman…
Rm. Alexandre Joko Purwanto, Pr