“Ke Tempat Yang Dalam”
DI belakang rumah kami ada sungai cukup besar. Dulu ada banyak ikannya. Kami sering mancing atau menjaring di sungai untuk cari lauk.
Kalau di tempat yang dangkal, airnya hanya setinggi tumit, cuma ikan-ikan kecil yang ada. Misalnya udang, cethul, wader, beyes anak yuyu (kepiting). Kita bisa menangkap dengan tangan saja.
Waktu itu kita pakai “jenu” atau racun dari akar pohon yang ditumbuk untuk membuat ikan mabuk. Akar pohon itu ditumbuk sampai keluar air racun dan kemudian dibuang di sungai.
Maka ikan-ikan di sepanjang sungai itu akan “klenggekan” atau mabuk dan muncul di permukaan.
Kalau kita masuk ke tempat yang dalam, kita akan mendapat ikan yang besar-besar. Kita harus membawa jaring atau tangguk. Ada juga yang pakai tampah untuk menangkap ikan.
Ada ikan lele, tawes, jabresan, mujahir, nila, gabus dan belut besar yang ada telinganya.
Suasana sangat menyenangkan. Riuh rendah kalau saling berebut menangkap ikan yang lari sana lari sini.
Kalau mau mendapat ikan yang besar, ya harus berani terjun ke tempat yang dalam.
Yesus memerintahkan Simon untuk menangkap ikan. “Bertolaklah ke tempat yang dalam dan tebarkanlah jalamu untuk menangkap ikan.”
Simon dan teman-temannya adalah nelayan yang penghidupannya mencari ikan. Mereka sudah piawai dengan pekerjaan rutin itu.
Namun Simon sudah berusaha semalam suntuk. Kerja keras mereka tanpa hasil.
“Guru, telah sepanjang malam kami bekerja keras, dan kami tidak menangkap apa-apa. Tetapi karena perintah-Mu, aku akan menebarkan jala juga.”
Akhirnya mereka menangkap sejumlah besar ikan, sehingga jala mereka hampir koyak.
Ketika kita hanya mengandalkan kekuatan sendiri, kita tidak menghasilkan apa-apa. Hanya lelah dan putus asa.
Namun ketika kita mendengarkan suara Tuhan dan melaksanakannya, kita mendapat hasil yang melimpah. Tuhan mahatahu tentang potensi diri kita.
Makanya Tuhan mengajak kita bertolak ke tempat yang dalam. Potensi diri anda bukan tempat yang “cethek-cethek” saja.
Kita hanya bisa tersungkur dan bersyukur pada Tuhan. Seperti Simon tidak menduga dengan hasil tangkapan yang mentakjubkan.
Ia tersungkur di depan Yesus. “Tuhan tinggalkanlah aku, karena aku ini orang berdosa.”
Apakah anda menyadari bahwa Tuhan turut bekerja dalam jerih payah anda berjuang sepanjang hari?
Apakah kita berani ambil resiko pergi ke tempat yang dalam mengikuti suara Tuhan?
Cuaca hari ini sering berubah-ubah,
Pagi cerah namun hujan sampai malam.
Kehendak Tuhan sering tidak mudah,
Menantang kita masuk ke tempat yang dalam.
Cawas, berani ambil resiko ….
Rm. A. Joko Purwanto, Pr