Ego Sum Via et Veritas et Vita.
PADA hari lebaran pertama ini jalan-jalan penuh sesak dengan warga yang merayakan Idul Fitri di kampung halaman.
Sehabis membantu mengatur lalu lintas dan menjaga warga yang sedang sholad Ied di alun-alun Barepan Cawas, saya berkunjung bersama keluarga ke rumah saudara-saudara. Jalan-jalan sangat ramai orang saling berkunjung bersilahturahmi.
Untunglah kita tahu jalan-jalan alternatif sehingga selamat sampai tujuan.
Kendati “jalan tikus” tetapi karena kita tahu benar bahwa itu mengarah ke tujuan yang benar, maka tak perlu diragukan lagi.
Dengan mengetahui jalan yang benar, pastilah kita sampai pada tujuan yang kita inginkan.
Setelah bertemu dengan keluarga dan saudara-saudara, hidup terasa menggembirakan, karena sudah dua tahun tidak bisa silaturahmi.
Hidup menjadi sangat berarti karena kita bisa berkumpul kembali.
Yesus bersabda, “Akulah jalan, kebenaran dan hidup. Tidak ada seorang pun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku.”
Jalan adalah sarana atau metode untuk mencapai tujuan. Jalan adalah tempat melangkahkan kaki untuk menuju ke suatu tempat.
“Akulah Jalan.”
Ia menyebut Diri-Nya jalan berarti Yesus dapat menjadi sarana atau cara untuk menuju ke rumah Bapa, Kerajaan Allah.
Melalui Yesus kita akan sampai kepada kebenaran. Jalan Yesus ini dilewati dengan menyangkal diri dan memikul salib.
“Akulah Kebenaran.” Banyak orang suci dan saleh telah mengajarkan tentang kebenaran. Tetapi tidak seorangpun yang berkata Akulah Kebenaran, selain Yesus sendiri.
Padahal Zat Yang Benar adalah Allah sendiri. Karena Kristus adalah jalan sekaligus kebenaran, maka siapa pun yang mengikuti-Nya pasti akan sampai pada kebenaran.
“Akulah Hidup.”
Hidup kekal adalah tujuan semua manusia. Pasti semua orang ingin mencapai kehidupan kekal di surga.
Tidak ada orang yang bisa menjamin kecuali Yesus. Kita semua yang melewati jalan yang benar, pasti akan sampai tujuan.
Jalan yang benar itu adalah Yesus. Jadi kalau kita mengimani dan meneladan Yesus, kita akan memperoleh hidup sejati.
Santo Yohanes menulis dalam suratnya, “Allah telah mengaruniakan hidup yang kekal kepada kita dan hidup itu ada di dalam Anak-Nya… Anak Allah telah datang dan telah mengaruniakan pengertian kepada kita, supaya kita mengenal Yang Benar; dan kita ada di dalam Yang Benar, di dalam Anak-Nya, Yesus Kristus. Dia adalah Allah yang benar dan hidup yang kekal.”
Jika kita percaya kepada Yesus, itu artinya kita sudah berada di jalur yang benar. On The Right Track.
Kita tidak akan tersesat dan pasti akan sampai ke tujuan yang benar.
Maka berpeganglah teguh di jalan yang benar ini. Jangan pernah loncat atau pindah gerbong yang tidak jelas tujuannya.
Pertanyaan reflektif: apakah anda sungguh yakin Yesus adalah jalan, kebenaran yang menuntun anda menuju hidup yang kekal?
Apa yang anda usahakan agar tetap berada di jalan yang benar?
Sungguh senang pada hari lebaran,
Jumpa saudara yang lama tak kenal.
Yesus adalah Jalan dan Kebenaran,
Melalui-Nya kita sampai hidup kekal.
Cawas, Yesuslah jalanku….
Rm. A. Joko Purwanto, Pr