Hanoman Duta
KERA PUTIH bernama Hanoman diutus Prabu Rama pergi Ke Alengka. Dia ditugasi untuk menemui Dewi Sinta yang diculik Rahwana.
Perjalanan ke Alengka tidak mudah dan penuh bahaya. Ada banyak tantangan dan hambatan menghadang.
Di Alengka dia dihadang oleh para mata-mata kerajaan. Mereka menghalangi langkah Hanoman.
Namun dia berhasil masuk ke Taman Argasoka, tempat Dewi Sinta ditawan.
Hanoman memberikan cincin Ramawijaya. Sinta memberikan sisirnya sebagai tanda Hanoman sudah sampai sebagai duta, sekaligus harapan agar Rama segera menjemput istrinya.
Indrajit dan bala tentaranya mengetahui bahwa Hanoman masuk ke tempat Sinta. Taman dikepung dan Hanoman ditangkap.
Sengaja tanpa melawan Hanoman diikat kaki dan tangannya. Rahwana menyuruh agar Hanoman dibakar di tengah alun-alun.
Namun Togog Tejamantri menolong Hanoman dengan memberi minum sehingga ia kuat.
Hanoman berterimakasih kepada Togog dan berpesan agar tiang rumahnya diikat dengan janur kuning.
Para prajurit Indrajit membakar Hanoman dengan api membara. Seluruh tubuhnya dijilati api yang berkobar.
Namun Hanoman justru melemparkan api-api itu ke istana Rahwana, sehingga berkobarlah seluruh bangunan ludes dimakan api.
Hanya rumah Togog Tejamantri yang selamat dari amukan api.
Hanoman kembali ke Pancawati dan melaporkan apa yang telah terjadi di Alengka.
Dia menyampaikan pesan Sinta kepada Rama agar segera mengambilnya dari tangan Rahwana.
Yesus itu juga utusan Allah. Ia duta surgawi. Bapa mengutus-Nya untuk membawa keselamatan kepada umat manusia.
Siapa yang menerima dan percaya kepada-Nya akan selamat, tetapi bagi mereka yang menolak dan tidak percaya berada dalam hukuman yakni kegelapan.
“Barangsiapa percaya kepada-Ku, ia bukan percaya kepada-Ku, tetapi kepada Dia yang telah mengutus Aku; dan barangsiapa melihat Aku, ia melihat Dia, yang telah mengutus Aku.”
Yesus adalah Utusan Bapa. Sabda Yesus adalah sabda Bapa, karena Dia berasal dari Bapa.
“Sebab Aku berkata-kata bukan dari Diri-Ku sendiri, tetapi Bapa, yang mengutus Aku, Dialah yang memerintahkan Aku untuk mengatakan apa yang harus Kukatakan dan Aku sampaikan.”
Seorang duta atau utusan berarti menyampaikan pesan dari yang mengutusnya.
Yesus membawa pesan dari Bapa-Nya yang di surga.
“Jadi apa yang Aku katakan, Aku menyampaikannya sebagaimana yang difirmankan Bapa kepada-Ku.”
Pertanyaan untuk refleksi; Apakah kita sungguh percaya akan sabda Yesus itu dan menghayatinya dalam kehidupan kita setiap hari? Apakah sabda Yesus menjadi pedoman langkah hidup kita?
Mentari bersinar diantara dedaunan,
Bunga-bunga mekar di hutan belantara.
Sabda Tuhan adalah terang kehidupan,
Yang percaya akan bahagia hidupnya.
Cawas, Sabda-Mu adalah pelita bagi jalanku….
Rm. A. Joko Purwanto, Pr