SAYA pernah ditanya dari mana asal-usul saya. Sambil bergurau saya jawab dari lereng Merapi. Walau sebenarnya masih 25 km dari lerengnya. Tetapi lawan bicara saya langsung paham.
Dia komentar, “Wah romo daerah itu terkenal gawat. Merapi Merbabu Centrum (MMC) itu dulu markas PKI. Dari situ banyak begal, kecu, grayak, perampok, pencoleng. Pokoknya daerah sekitar itu dicap jelek”.
Saya hanya nyengir saja. Lha waktu pecah G30S PKI, saya baru berumur 8 bulan, mana saya tahu? Saya hanya dengar cerita ayah saya, bahwa dulu beliau ikut ngejar-ngejar tokoh PKI tetangga daerah yang lari ke arah lereng Merapi. Karakter kita sering dihubung-hubungkan dengan daerah dimana kita berasal.
Pepatah “Aja cedhak kebo gupak” berarti sebuah nasehat agar jangan bergaul dengan orang jahat, nanti akan kena dampaknya. Siapa teman-teman di sekitar kita, akan berdampak pada penilaian terhadap diri kita. Teman kita orang pintar bijaksana, kita akan ketularan sifat itu.
Sebaliknya kalau teman kita pembohong, suka penyebar fitnah dan hoax, kita juga akan terkena dampaknya. Bergaul kita dengan para penipu, kita bisa terpengaruh sifatnya.
Penjaga-penjaga yang ditugaskan untuk memata-matai Yesus sering mendengar kata-kataNya. Mereka bisa menilai siapa Yesus sesungguhnya. Ketika orang-orang Farisi bertanya, “Mengapa kamu tidak membawaNya?”
Para penjaga itu justru bersaksi melawan mereka, “Belum pernah seorang manusia berkata seperti orang itu!”. Orang Farisi menuduh para penjaga, “Adakah kamu juga disesatkan?”.
Para penjaga itu dituduh ikut ajaran sesat yang dialamatkan kepada Yesus. Lalu Nikodemus yang berusaha membela Yesus juga “diklepretke dosane”, dituduh bersekongkol, “Apakah engkau juga orang Galilea?”
Dari sini kita diingatkan agar hati-hati dalam memilih sahabat. Kalau salah pilih, kita bisa kena dampaknya. Aja cedhak kebo gupak, pepatah ini penting direnungkan.
Jangan sampai menyesal di kemudian hari karena kita salah bertindak, salah memilih teman. Banyak sekali contoh-contoh di sekitar kita. Ibaratnya kita memelihara anak macan.
Waktu masih bayi terasa lucu dan menyenangkan. Sering diajak bermain-main. Macan tetap macan. Setelah dewasa dia bisa berbalik menerkam kita. Sekali lagi kita diingatkan, “Aja cedhak kebo gupak”
Hari ini Kamis Wage malamnya Jum’at Kliwon
Habis Jum’at Kliwon harinya Sabtu legi
Jangan suka bersahabat dengan mamon
Kita akan jadi budaknya sampai kita mati
Berkah Dalem,
Rm. A. Joko Purwanto Pr