“AKU memintamu sebagai saudara untuk tetap damai”, kata Paus Fransiskus kepada para pemimpin Sudan Selatan yang telah lama bertikai karena perang saudara. Pada tanggal 11 April 2019 para pemimpin Sudan Selatan diundang Paus selama dua hari di kediaman pribadinya di Vatikan.
Ada kejadian tak lazim waktu itu. Presiden Salva Kiir dan Riek Machar, pemimpin pemberontak serta tiga wakil presiden yang hadir di kediaman Paus, terpana dan tidak menduga ketika pemimpin Gereja Katolik sedunia itu berlutut dan mencium sepatu mereka satu per satu.
Paus memohon kepada mereka agar rakyat Sudan tidak jatuh kembali dalam perang saudara yang telah menelan korban 400.000 jiwa dan sepertiga dari jumlah penduduk 12 juta jiwa menjadi pengungsi.
Hal ini adalah lambang kerendahan hati yang belum pernah terjadi sebelumnya, seorang pimpinan tertinggi gereja Katolik mencium kaki para pemimpin negara lain. Biasanya Paus mencium kaki para tahanan, tuna wisma saat perayaan Kamis Putih.
Hari ini gereja mengenang perjamuan Tuhan. Selain itu kita diajak meneladan semangat kerendahan hati Yesus yang membasuh kaki murid-muridNya. “Mengertikah kamu apa yang telah Kuperbuat kepadamu? Kamu menyebut Aku Guru dan Tuhan, dan katamu itu tepat, sebab memang Akulah Guru dan Tuhan. Jikalau Aku, Tuhan dan Gurumu membasuh kakimu, maka kamu pun wajib membasuh kaki. Sebab Aku telah memberikan suatu teladan kepadamu, supaya kamu juga berbuat seperti yang telah Kuperbuat padamu”.
Merendahkan diri bukan tindakan yang hina. Justru orang yang mau merendahkan diri, ia mempunyai martabat yang luhur. Banyak tokoh dunia dihormati karena sikapnya yang mau merendahkan diri; Mahatma Gandhi, Martin Luther King, Mother Teresa.
Pelajaran merendahkan diri dapat kita petik dari bulir-bulir padi. Padi yang bernas isinya akan menunduk, sedang padi yang kosong tak berisi akan pongah menjulang ke atas. Orang yang “berisi” tidak akan menyombongkan diri, sebaliknya mereka yang “kosong” malah memamerkan dirinya.
Benarlah apa yang diajarkan Yesus, “Segala sesuatu yang kamu kehendaki supaya orang perbuat kepadamu, perbuatlah demikian juga kepada mereka”. Kalau kita ingin dihormati oleh sesama, maka hormatilah mereka.
Kalau kita ingin dilayani, maka layanilah mereka. Yesus telah memberi teladan sikap kerendahan hati, marilah kita mempraktekkannya dalam hidup nyata di keluarga, komunitas dan di tengah masyarakat.
Menambang emas di pinggir kali
Airnya keruh sewarna kopi
Marilah kita merendahkan diri
Pastilah orang lain akan menghormati.
Berkah Dalem,
Rm. A. Joko Purwanto Pr