Membajak sawah dengan menggunakan dua ekor sapi atau kerbau memerlukan “kayu pasangan” yang ditaruh di pundak sapi-sapi itu.
Binatang itu akan menarik bajak dengan kuat. Sambil berjalan mereka menarik bajak dan memikul beban.
Yesus memberi sabda yang melegakan kita, “Datanglah kepadaKu, kalian semua yang letih lesu dan berbeban berat. Aku akan memberi kelegaan kepadamu. Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah daripadaKu, sebab Aku ini lemah lembut dan rendah hati. Maka hatimu aka medapat ketenangan.”
Agar beban kuk itu tidak berat, kita harus belajar kepada Yesus. Dia memanggul salib penderitaan. Tetapi Ia dengan sabar menanggungNya.
Kesabaran dan kesetiaan itulah yang pantas kita teladani. Dengan belajar bersama Yesus, kita bisa mengarungi jalan hidup seberat apapun. Yesus telah mengalahkan dunia dengan memikul salib kita.
Hati Yesus yang lemah lembut dan rendah hati menjadi kunci memanggul salib. Ia lemah lembut dan mudah jatuh berbelaskasihan.
CintakasihNya kepada kita yang membuat Dia siap sedia memanggul penderitaanNya.
Yesus yang rendah hati kepada kehendak Bapa adalah sumber kekuatan untuk tetap setia. Tidak ada Bapa yang akan menjerumuskan anaknya.
Allah adalah Bapa yang baik hati dan suka mengampuni. Bapa yang demikian mengasihi itulah sandaran bagi kita untuk setia.
Bapa yang murah hati itulah tujuan kesetiaan kita. Maka kita belajar dari kerendahan hati Yesus yang taat pada BapaNya. Dengan mengikuti Yesus, kita akan memperoleh kelegaan dan keringanan.
Tuhan Yesus, terimakasih atas kelemahlembutan dan kerendahan hatiMu. Semoga kami bisa belajar daripadaMu,
Bercocok tanam di lahan gambut
Menanam padi dan palawija
Belajarlah dari hati Yesus yang lembut
Pasti cintaNya menguatkan kita
Berkah Dalem,
Rm. A. Joko Purwanto Pr