Saat ini masyarakat dunia sedang dibuat panik dengan maraknya penyebaran sebuah virus yang bernama corona (COVID-19). Tercatat hingga tanggal 14 April 2020 terdapat 1,924,635 kasus infeksi yang tersebar di 210 negara di seluruh dunia. Jumlah kasus infeksi terbesar tercatat terjadi di Amerika Serikat yaitu sebanyak 587,173 kasus, kemudian di susul oleh Spanyol dengan jumlah total kasus infeksi sebanyak 170,099 kasus, lalu posisi yang ketiga ditempati oleh Italia dengan jumlah total kasus infkesi sebanyak 159,516 kasus. Sedangkan di Indonesia sendiri jumlah kasus infeksi meningkat dengan pesat, yang awalnya hanya terjadi 2 kasus, meningkat menjadi 96 kasus, kemudian 172 kasus, hingga yang terbaru total 4,557 kasus. (sumber: worldometers.info, 14/04/2020)
Penyebaran virus COVID-19 diduga berasal dari China, yaitu dari sebuah pasar hewan sebagai akibat dari mengkonsumsi daging (kelelawar, ular, dan hewan eksotis lainnya) yang tidak diolah dengan baik. Gejalanya yang mirip dengan penyakit flu biasa dan penyebaran yang begitu cepat membuat infeksi virus ini meningkat dengan pesat. Banyaknya korban yang berjatuhan di berbagai negara akhirnya mendorong WHO (World Health Organization) untuk mengkategorikan virus corona (COVID-19) sebagai epidemi global. WHO berharap dengan ditetapkannya COVID-19 sebagai epidemi global, semua negara menjadi lebih serius dalam menangani kasus penyebaran dan infeksi virus ini. Sebelumnya WHO sangat prihatin dengan sikap dari beberapa negara yang terkesan terlalu lamban dalam menangani kasus infeksi COVID-19. Direktur Jendral WHO Tedros Adhanom dalam sebuah konferensi pers di Jenewa (11/03) mengatakan dengan tegas bahwa serangan virus COVID-19 bukan hanya krisis kesehatan masyarakat, tetapi juga krisis yang memberikan dampak kepada setiap sektor dalam kehidupan bermasyarakat. Oleh karena itu ia mendesak setiap individu dalam masyarakat untuk terlibat aktif membantu pemerintahan negaranya memerangi penyebaran dan infeksi virus COVID-19.
Penyebaran COVID-19 di Indonesia
Pada awalnya Indonesia merupakan salah satu dari beberapa negara yang belum terkena infeksi COVID-19. Sampai dengan tanggal 1 Maret 2020 kasus infeksi virus COVID-19 di Indonesia belum terdeteksi. WHO dan beberapa negara lainnya sempat meragukan hal ini, mereka mengatakan bahwa infeksi virus COVID-19 sudah masuk ke dalam wilayah Indonesia, hanya saja pemerintah tidak mempunyai peralatan yang cukup untuk mendeteksi penyebaran dan infeksi virus ini. Menanggapi keraguan dari pihak luar, Terawan Agus Putranto selaku Menteri Kesehatan bahkan sempat menantang para ahli dari Harvard untuk meninjau langsung alat serta laboratorium pendeteksi virus COVID-19 yang ada di Indonesia. Terawan mengatakan bahwa pemerintah telah melakukan pemeriksaan sesuai dengan protokol kesehatan yang berlaku dan hasilnya adalah Indonesia bebas dari wabah virus ini. Sampai dengan tanggal 1 Maret 2020 Indonesia masih bebas dari infeksi COVID-19 dan masyarakat masih melakukan aktivitasnya dengan normal.
Namun semuanya berubah setelah pada tanggal 2 Maret terdeteksi ada 2 orang Indonesia yang positif terjankit virus COVID-19. Dua orang ini merupakan seorang ibu (64 tahun) dan anak (31 tahun) yang berasal dari Depok, Jawa Barat. Kedua orang ini tertular setelah salah satu diantara mereka melakukan kontak dengan seorang WNA asal Jepang. Kemudian pada tanggal 6 Maret jumlah korban yang terinfeksi bertambah menjadi 4 orang, meningkat menjadi 6 orang di tanggal 9 Maret, meningkat lagi menjadi 19 orang pada tanggal 10 Maret, dan terus mengalami peningkatan hingga jumlah korban terinfeksi virus menyentuh angka 4,557 orang pada tanggal 14 April. 4,557 orang terinfeksi dan 399 orang meninggal merupakan sesuatu yang buruk bagi pemerintah, lebih khususnya lagi masyarakat Indonesia. Menanggapi hal ini Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo menghimbau agar masyarakat Indonesia mengurangi segala aktivitas diluar ruangan dan lebih memperhatikan kebersihan tubuh.
Menyikapi penyebaran dan infeksi virus COVID-19 yang sudah memasuki tahap menghawatirkan, beberapa Universitas mulai meliburkan siswanya serta mengganti sistem pendidikannya menjadi berbasis online. Berbeda dengan lembaga pemerintahan dan lembaga pendidikan seperti universitas, masyarakat awam memiliki respon yang beragam dalam menanggapi situasi ini. Sebagian masyarakat mulai panik, sebagai akibatnya beberapa alat kesehatan seperti masker dan hand sanitizer mulai sulit didapat, jika ada harganya pun sudah menjadi mahal. Sebagiannya lagi meremehkan, menganggap penyebaran dan infeksi virus COVID-19 sebagai sesuatu yang tidak berbahaya, sehingga sikap mereka cenderung santai dan tidak mendengarkan himbauan dari pemerintah. Tentunya sikap masyarakat yang sebagiannya panik dan sebagiannya lagi santai merupakan sesuatu yang buruk. Pencegahan penyebaran dan infeksi COVID-19 akan menjadi susah lantaran sebagian besar alat kesehatan seperti masker dan hand sanitizer menjadi langkah serta mahal. Masyarakat yang bersikap santai, lalu bebas berkeliaran tanpa memperhatikan himbauan terkait standar kesehatan juga semakin mempermudah penyebaran virus antara satu individu kepada individu lainnya. Sikap masyarakat yang seperti ini semakin mempersulit pemerintah dalam memerangi penyebaran virus COVID-19.
Sikap Orang Muda Katolik Babarsari
Pada tanggal 15 Maret 2020 diumumkan satu pasien positif terinfeksi virus COVID-19 di wilayah kota Yogyakarta. Pasien ini merupakan seorang anak laki-laki berumur 3 tahun, dirawat di RSUP Dr. Sardjito. Sedangkan kedua orang tua pasien masuk ke dalam kategori Pasien Dalam Pengawasan (PDP), diisolasi bersama dengan anaknya di dalam sebuah ruangan. Setelah diselidiki ternyata pasien dan kedua orang tua pasien sebelumnya memiliki riwayat pernah berada di Depok, Jawa Barat.
Segera setelah berita tersebut beredar, pengurus paguyuban OMK Paroki Babarsari langsung mengadakan pertemuan. Pertemuan tersebut membahas beberapa hal, yaitu penundaan dan penonaktifan beberapa program kerja OMK, pengurangan dan pembatasan aktivitas orang muda Katolik di area gereja, serta langkah pencegahan penyebaran virus yang dilakukan oleh OMK. Hasil dari pertemuan tersebut tertuang dalam beberapa point kesepakatan yaitu, penundaan dan penonaktifan beberapa program kerja OMK, himbauan kepada seluruh orang muda Katolik untuk membatasi aktivitas di area gereja, melakukan doa bersama untuk memohon keselamatan, serta kesepakatan untuk melengkapi ruang OMK dengan hand sanitizer. Keputusan yang diambil tersebut sangatlah penting untuk menjaga kesehatan serta keselamatan seluruh Orang Muda Katolik Babarsari.
Orang Muda Katolik Babarsari menyikapi situasi epidemi virus COVID-19 dengan tenang. Sebagai bagian dari Orang Muda Katolik Babarsari saya terus memperhatikan dinamika dari teman-teman OMK. Sejak pertama kali terdengar kabar virus COVID-19 memasuki area jogja, respon yang ditunjukan oleh teman-teman OMK begitu tenang, mereka tetap beraktivitas namun intensitas aktivitas dikurangi serta melengkapi diri mereka dengan masker dan hand sanitizer. Teman-teman OMK tidak terburu-buru dalam mengambil tindakan, mereka terus memantau perkembangan informasi yang ada dan dengan sabar menunggu himbauan-himbauan, baik itu dari pihak pemerintahan, universitas, maupun dari pihak gereja. Media sosial benar-benar dimanfaatkan dengan baik oleh para muda-mudi dalam menyebarkan informasi yang bermanfaat terkait himbauan, prosedur pengamanan diri, dan informasi lainnya yang berhubungan dengan perkembangan penanganan virus COVID-19. Selain sebagai sarana untuk berbagi informasi, media sosial juga digunakan untuk saling menguatkan. Doa-doa, canda-tawa dan kata semangat sering terlihat di dalam ruang chat mereka. Tidak jarang juga terjadi diskusi diantara mereka, mulai dari topik sederhana sampai dengan topik yang agak berat diperbincangkan bersama. Terdapat dua hal menarik yang saya tangkap dari diskusi yang terjadi baru-baru ini. Hal menarik yang pertama adalah para muda-mudi ini sepakat epidemi virus COVID-19 telah menyadarkan mereka bahwa sesungguhnya Tuhan bukan hanya berada pada saat misa mingguan di gereja saja, tapi Tuhan itu berada di dalam diri setiap orang yang beriman. Tuhan dapat ditemukan dalam keheningan dan kesendirian. Hal menarik yang kedua adalah para muda-mudi ini sadar bahwa epidemi virus COVID-19 merupakan sebuah cobaan bagi keimanan mereka kepada Yesus Kristus. Walaupun gerak menjadi terbatas dan ancaman penyebaran virus berada dimana-mana, para muda-mudi ini tetap kuat berpegang pada doa.
Berdoa Bersama Memohon Kesembuhan dan Keselamatan
Penyebaran dan infeksi virus COVID-19 telah memasuki fase yang mengkhawatirkan. Terdapat 197.496 kasus infeksi yang terjadi diseluruh dunia, dengan total korban jiwa mencapai 7.905 orang. Menanggapi hal ini maka tim divisi liturgi OMK Don Bosco Babarsari mengajak semua umat untuk bersama-sama mendoakan kesembuhan dan keselamatan semua pasien virus COVID-19. Rumusan doa tersebut telah disusun lengkap dengan jadwalnya. Doa-doanya adalah sebagai beriku:
Doa setiap jam 15.00
- Doa Kerahiman
Ya Yesus, engkau telah wafat, namun sumber kehidupan telah memancar bagi jiwa jiwa dan terbukalah lautan kerahiman bagi segenap dunia. O sumber kehidupan, kerahiman ilahi yang tak terselami, naungilah segenap dunia dan curahkanlah dirimu pada kami.
- Doa memohon pertolongan dan perlindungan dari Bunda Maria
O Maria, engkau terus bersinar sepanjang perjalanan kami sebagai tanda keselamatan dan harapan. Kami mempercayakan diri kami kepadamu sebagai Kesehatan Orang Sakit, yang di Kayu Salib dekat dengan rasa sakit Yesus, menjaga imanmu tetap teguh.
Engkau keselamatan orang-orang Romawi, tahu apa yang kami butuhkan, dan kami percaya bahwa Anda akan memenuhi kebutuhan itu sehingga, seperti di Kana, di Galilea, sukacita dan perayaan dapat kembali setelah masa pencobaan ini.
Tolong kami, Bunda Cinta Ilahi, untuk menyesuaikan diri dengan kehendak Bapa dan untuk melakukan apa yang Yesus katakan kepada kami.
Dia yang menanggung penderitaan kita atas diri-Nya sendiri, dan memikul kesengsaraan kami untuk membawa kami, melalui Salib, menuju sukacita tentang Kebangkitan.
Kami mencari perlindungan di bawah perlindunganmu, O Bunda Suci Allah. Jangan meremehkan permohonan kami, kami yang diuji dan bebaskan kami dari setiap bahaya, hai Perawan yang mulia dan diberkati. Amin.
PENUTUP
Diakhir tulisan ini saya ingin menyampaikan kepada teman-teman semua untuk tidak panik menghadapi situasi ini, namun selalu waspada. Kurangi aktivitas di luar rumah, jaga selalu kebersihan tubuh, konsumsi makanan bergizi untuk meningkatkan daya tahan tubuh, dan jangan lupa berdoa memohon perlindungan dari Tuhan. Jadilah pahlawan untuk diri sendiri dan sesama dengan mematuhi himbauan yang berlaku, jika merasa sakit segera beristirahat. Lihat perkembangannya, jika sampai beberapa hari sakit berlanjut dengan gejala demam 38 derajat celcius, batuk/pilek, disertai dengan kesulitan bernapas maka segeralah berobat ke rumah sakit atau fasilitas pelayanan kesehatan lainnya. Urungkan dulu niat untuk pulang ke kampong halaman, jagalah mereka dari kemungkinan terpapar virus yang kita bawa selama perjalan pulang. Salam sejahtera untuk kita semua, Berkah Dalem
Artikel by : Rio OMK
Editor : Gisella