Ada yang sedikit menarik dan berbeda pada misa natal pagi yang diselenggarakan di Gereja Santa Maria Assumpta Babarsari Yogyakarta, Rabu (25/12/2019). Misa yang dimulai pukul 07.30 ini, diwarnai dengan keceriaan koor anak-anak dari komunitas PIA & PIRA. Lagu pembuka yang mereka bawakan  berjudul Hai mari berhimpun dengan penuh keceriaan dan sukacita. Tidak hanya koor, lektor dan pemazmur pun juga dibawakan oleh anak-anak. Bacaan pertama yang dibacakan oleh Markho Darmawan, pemazmur Marcellinus Janenino, dan bacaan kedua dibacakan oleh Theresia Afrianti.

Pada perayaan natal kali ini, umat katolik diajak untuk hidup sebagai sahabat bagi semua orang yang sekaligus menjadi tema natal kita pada tahun ini. Ada sedikit pernyataan yang disampaikan oleh Romo Yohanes Iswahyudi Pr. dalam kotbahnya. “Apabila kamu tidak seperti anak-anak, Kamu tidak bisa masuk Surga”. Pernyataan itu pun dengan mengaitkan tema natal kita pada tahun ini, yakni apabila kita memiliki persoalan dengan orang lain, janganlah berlarut-larut, jadilah sahabat bagi orang lain seperti anak kecil yang polos dan tidak memiliki dendam.

Setelah itu romo  bertanya kepada anak-anak, “Apa yang tidak boleh dilakukan pada sahabatmu?” Dengan iming-iming hadiah kemudian anak-anak menjawab dari panti koor. “Berantem!” “Tidak boleh mukul!” “Tidak boleh menendang!”. Dengan berbagai jawaban polos dari anak-anak, membuat suasana misa lebih santai dan penuh gelak tawa dari umat.

Di akhir kotbahnya, romo kemudian memberikan beberapa kesimpulan tentang bagaimana Tuhan Yesus bersahabat dengan manusia. Yang pertama sebagai sahabat, kita harus saling mendukung sebagaimana Tuhan Yesus yang selalu mendukung kita di dalam situasi yang tidak mudah. Kemudian yang kedua di dalam persahabatan, kita harus saling memberi dan menerima karena, kita akan terhindar perpecahan sebagai penyebab runtuhnya persahabatan. Lalu yang ketiga, didalam persahabatan harus ada kebebabasan. Bersahabat kalau selalu ada paksaan atau selalu memaksakan kehendak kepada sahabat maka persahabatan tersebut dapat retak.

Lalu dalam poin ke empat romo menyampaikan bahwa dalam persahabatan, terdapat keunikan sehingga keunikan tersebut harus dihargai. Bahkan lewat keunikan itu, kita menjadi kaya sehingga bisa saling melengkapi dalam sebuah persahabatan. Lalu poin terakhir yang disampaikan oleh romo adalah, dalam sebuah persahabatan harus terdapat keterbukaan, disertai dengan sikap bisa dipercaya, agar dapat menciptakan persahabatan yang sehat.

Setelah romo selesai memberikan khotbahnya, umat kemudian melanjutkan perayaan ekaristi. Kemudian, misa ditutup dengan lagu Feliz Navidad dengan sangat meriah dan ceria oleh komunitas PIA dan PIRA. Selain itu, komunitas PIA dan PIRA juga membagikan bingkisan kecil kepada anak-anak yang mengikuti ekaristi di pintu keluar utama gereja.

 

Liputan : Yobel

Editor : Klara Ega