SAYA senang mengikuti acara Logika Ade Armando di CokroTV. Di awal acara sudah diperingatkan bahwa “video ini hanya untuk mereka yang punya logika. Bagi yang tidak punya logika, skip aja.”
Logika-logika Ade Armando sangat runtut dan masuk akal. Kadang menggelitik dan pedas bagi yang logikanya sempit dan cekak.
Sekarang ini terasa aneh kalau ada orang yang tersesat jalan. Di HP android sudah ada aplikasi maps. Orang tinggal buka google maps, kita akan diberitahu kemana arah yang akan dituju, dimana posisi sekarang. Bahkan diberitahu jalan terpendek serta bagaimana menghindari kemacetan. Tidak mungkin orang tersesat.
Namun sekarang ada banyak orang yang sesat pikirnya atau mengalami logical fallacy. Sesat pikir adalah suatu argumen/kesimpulan yang nampak benar namun sesungguhnya mengandung kesalahan dalam penalarannya.
Menurut Irving M Copi ada 6 bentuk sesat pikir. Pertama, argumen ad hominem atau menyerang pribadi. Contohnya, apa yang diucapkan Ahok itu salah. Kedua, argumentum ed populum, suara orang banyak dianggap benar. Dah bisa cari contoh sendiri kan?
Ketiga, hasty generalization. Membuat kesimpulan dengan menggeneralisir premis-premis. Misalnya diputus ceweknya lalu membuat kesimpulan semua cewek di dunia brengsek. Keempat, argumen post hoc ergo propter hoc. Salah mengambil kesimpulan karena hubungan sebab akibat yang keliru.
Kelima slippery slope, sesat pikir karena terlalu banyak argumen yang makin menjauh. Misalnya, orang yang doanya panjang-panjang itu orang saleh. Orang saleh rajin ke gereja. Orang yang rajin ke gereja akan ketemu Tuhan. Orang yang ketemu Tuhan akan masuk surga. Jadi orang yang doanya panjang nanti akan masuk surga. Slippery Slope itu menghasilkan kesimpulan kalau doanya panjang pasti nanti masuk surga.
Keenam, false dicotomy (black or white). Seseorang menganggap bahwa satu kesimpulan hanya ada dua pilihan. Tidak terbuka pada kondisi yang lain. Misalnya, bintang film itu cantik-cantik. Apa kalau bukan bintang film lalu tidak cantik?
Ketika Yesus berkata kepada orang lumpuh, “Percayalah hai anak-Ku, dosamu sudah diampuni”, ahli Taurat langsung menghakimi dengan berkata, “Ia menghujat Allah.”
Ini contoh dari orang sesat pikir yang langsung ad hominem dan false dicotomy. Orang yang langsung menyalahkan tanpa dilandasi argumen yang kuat. Ahli Taurat juga hanya berpikir hitam putih.
Yesus menegaskan ini dengan berkata, “Mengapa kamu memikirkan hal-hal yang jahat di dalam hatimu?”
Mungkin kita juga sering sesat pikir. Manakah yang sering kita lakukan berhadapan dengan orang lain? Terhadap Allah, mungkin kita sering buat false dicotomy. Allah itu mahabaik. Kalau Allah tidak mengabulkan doa kita, berarti Allah tidak baik. Itu kesimpulan yang sering terjadi pada kita, bukan?
Hari-hari ini banyak berita duka.
Membikin hati prihatin dan pedih.
Mari mengasihi Allah dan sesama.
Dengan hati tulus, benar dan jernih.
Cawas, doaku untukmu….
Rm. Alexandre Joko Purwanto, Pr