KALAU kita ziarah ke Mesir, ada sebuah gereja di sebuah bukit yang disebut Gereja Sampah.
Mengapa namanya demikian? Karena untuk mencapai gereja itu kita harus melewati perkampungan kumuh dimana sampah-sampah bertumpukan dan berbau.
Para pemulung sampah kota yang berjumlah sekitar 50,000 adalah jemaat gereja Kristen Koptik. Gereja Sampah di Bukit Mukattam/Moqattam itu punya sejarah iman yang mengagumkan.
Pada abad ke 10 M, Mesir berada di bawah kekaisaran Fatimiyah. Ada orang yang tidak percaya kebenaran Kitab Suci.
Di dalam Injil Matius 17:20 dikatakan, “Yesus berkata kepada mereka: “Karena kamu kurang percaya. Sebab Aku berkata kepadamu:
Sesungguhnya sekiranya kamu mempunyai iman sebesar biji sesawi saja kamu dapat berkata kepada gunung ini: Pindah dari tempat ini ke sana, –maka gunung ini akan pindah, dan takkan ada yang mustahil bagimu’.
Orang itu datang kepada Patriark Abraam bin Zara untuk membuktikan kebenaran Injil itu. Dalam mimpinya, Patriark disuruh menjumpai seorang buta bernama Simon si penyamak kulit.
Pada pagi hari kemudian, Patriark, Simon si penyamak kulit dan seluruh jemaat menuju ke Bukit Mukattam disertai dengan orang-orang yang tidak percaya.
Simon dan seluruh umat berdoa dan menyanyikan “Kyrie Eleison Kyrie Eleison” sebanyak 400 kali. Lalu Patriark membuat tanda salib.
Tiba-tiba Bukit Mukkatam itu terangkat naik sehingga sinar matahari muncul dari celah-celah antara tanah dan bukit yang terangkat.
Bukit itu berpindah sejauh 3 km. Orang-orang yang melihat mukjijat itu menjadi tercengang dan mereka percaya.
Sabda Yesus hari ini menegaskan, : “Mengapa kamu takut, kamu yang kurang percaya?”.
Para murid berlayar bersama Yesus. Ketika perahu mereka diterjang badai, mereka ketakutan. Mereka berteriak, “Tuhan tolonglah, kita binasa.”
Karena kurang percaya kepada Yesus, mereka takut diterjang badai seperti orang-orang di Bukit Mukattam yang berseru “Kyrie eleison” artinya Tuhan Kasihanilah kami.
Sabda Yesus itu benar dan berwibawa. Angin dan badai pun tunduk padaNya. Dia adalah Tuhan atas alam semesta. Yang dituntut dari kita adalah percaya.
Di hadapan Tuhan tidak ada hal yang mustahil. Mengapa kita kurang percaya, itulah yang menjadi masalah bagi kita.
Jika kita mempunyai iman sebesar biji sesawi saja sudah luar biasa. Marilah kita mohon iman kepadaNya.
Datang-datang mengetuk pintu
Yang dibuka malah jendela
Tuhan Yesus ampunilah aku
Orang yang kurang percaya
Berkah Dalem,
Rm. A. Joko Purwanto Pr