Malaikat Bernama Uder
BILA harus turne ke Stasi Tanjung Bunga, hati rasanya sudah kecut. Bukan hanya umatnya yang pasif acuh tak acuh, tetapi medan jalannya juga sangat sulit. Jalur ke sana harus melewati jalan perkebunan sawit yang membingungkan.
Hampir semua jalan modelnya sama, jadi mudah menyesatkan. Beberapa kali saya pernah tersesat dan kebingungan. Kadang ada penduduk yang pulang dari sungai atau lahan muncul. Itulah malaikat.
Sesudah kebun sawit masih harus menembus hutan berbukit-bukit. Kadang ada jembatan yang putus. Harus ekstra hati-hati melewati satu titian kayu. Seperti uji nyali. Sungguh membakar adrenalin. Di ujung bukit masih ada tantangan lain, jalan menurun yang licin. Konsentrasi dibutuhkan supaya motor tidak terjun ke jurang.
Pak Uder dan Pak Sehat Totoi sangat senang membantu. Uder adalah malaikat saya kalau pulang dari Tanjung Bunga. Dia dengan senang hati mengantar saya melewati jalan licin berlumpur. Naik turun bukit di tengah hutan. Kadang dia turun dari motornya dan mendorong motor saya agar terbebas dari kubangan lumpur. Baju dan motor penuh lumpur itu sudah biasa.
Kami menyusuri jalan hutan dan perkebunan. Dia sudah hapal dengan medan, maka aman dan tentram kalau Uder menemani. Kalau hari sudah petang, dia mengantar sampai ujung kampung Engkadin. Dia harus balik lagi ke kampungnya dalam kegelapan. Menyusuri jalan gelap puluhan kilometer. Tidak ada listrik, jalan buruk. Hanya lampu sepeda motor yang menembus gelapnya malam di tengah hutan.
Intuisi sangat dibutuhkan ketika kita berada di alam terbuka. Tanda-tanda alam sangat membantu. Ada pengalaman intuitif ketika di tengah jalan ada seekor burung – seperti burung gagak berwarna kecoklat-coklatan – selalu terbang di depan mendahului, seolah menunjukkan jalan.
Ketika ada kera-kera itu tanda bahwa sudah dekat perladangan orang. Ketika ada anjing atau babi itu berarti sudah hampir masuk kampung orang. Hati rasanya tenang kalau sudah ketemu pondok-pondok di ladang. Kita tidak sendirian. Tujuan sudah di depan mata.
Seperti itulah saya mengalami malaikat pelindung menuntun dan membimbing dalam tugas dan karya-karya pelayanan. Malaikat itu tidak kelihatan. Tetapi melalui orang, peristiwa, tanda-tanda alam, saya merasa didampingi oleh malaikat pelindung. Kadang setelah mengalami hal-hal yang tidak masuk akal itu, saya bertanya kok bisa ya?
Kalau hanya mengandalkan kekuatan sendiri rasanya mustahil. Itu pasti karena pertolongan Tuhan. Malaikat pelindung menghindarkan saya dari bahaya yang menakutkan. Ada malaikat tanpa sayap diutus Tuhan menolong kita. Apakah anda percaya ada malaikat melindungi anda?
Pergi ke salon untuk potong rambut.
Habis keramas langsung dipijat lembut.
Jangan bimbang dan jangan takut.
Ada malaikat Tuhan yang selalu ikut.
Cawas, AJP ayoo jujug Pastoran….
Rm. Alexandre Joko Purwanto, Pr