“Siapakah Orang Majus ?”
KITAB SUCI menyebut ada tiga orang majus dari timur datang ke Betlehem untuk menyembah Yesus. Sebenarnya siapakah mereka itu? Ada yang menyebut mereka tiga raja, bahkan ada tradisi menyebut nama mereka adalah Gaspar, Balthazar dan Melkhior. Di dalam Kitab Suci hanya disebut “datanglah orang-orang majus dari Timur.”
Majus dari kata “magoi” (bentuk jamak dari Mago, Bhs Yunani) artinya bisa orang bijaksana, ahli nujum, tafsir mimpi, atau orang yang ahli dalam ilmu perbintangan (astronomi). Di Babilonia dan Negeri Persia, ada banyak ahli astronomi terkenal. Mereka mengikuti bintang penunjuk yang memimpin mereka pada kelahiran seorang raja Israel. Bintang itu sampai di Betlehem.
Bagaimana mereka tahu yang lahir adalah Raja Israel, Mesias, Sang Juruselamat? Mungkin mereka mempelajari dari Kitab Suci orang-orang Yahudi yang dibuang di Babilonia dan Persia. Mereka menghubungkan pemikiran astronomi dengan ramalan para nabi, dan mereka dibimbing menuju Betlehem.
Untuk apa mereka datang? Mereka datang untuk sujud menyembah Yesus dan mempersembahkan persembahan berupa emas, kemenyan dan mur. Persembahan mereka itu melambangkan status Yesus. emas melambangkan sifat raja. kemenyan adalah sifat keilahian dan mur lambang keabadian. Mur dipakai untuk mengawetkan orang yang sudah mati.
Mereka datang menyembah raja, keturunan Daud. Di awal silsilah Yesus disebut Anak Daud. Posisi Daud penting dan dominan dalam Injil. Misalnya, pola silsilah ditulis 3 x 14 keturunan. Nama Daud dalam huruf Hibrani berjumlah 14. (D=4 W=6 D=4). Yang mau ditekankan disini adalah bahwa Yesus sungguh Raja dari Wangsa Daud.
Bukan hanya Raja Israel, tetapi Raja bagi seluruh bangsa. Raja umat manusia. Mereka yang dari luar Israel pun datang sujud menyembah-Nya. Yesus menyatakan diri kepada segala bangsa. Yesus lahir untuk menyelamatkan seluruh ciptaan.
Kita mestinya juga bertanya, persembahan apa yang kita haturkan kepada Sang Raja segala raja?
Ke pasar membeli dua celana.
Ternyata ukurannya berbeda.
Yesus adalah Raja segala raja.
Mari datang menyembah-Nya.
Cawas, jendela masih gelap…
Rm. Alexandre Joko Purwanto, Pr