KALAU hari raya Natal atau Paskah biasanya ada romo tamu yang membantu. Umat sangat senang dan mengagumi romo-romo tamu yang datang. “Kalau romo A itu kotbahnya gayeng, suka melawak, kita jadi terhibur,” kata seorang umat. Ada umat lain lagi berkata, “Romo itu hebat sekali, dia pandai dan gagah.” Kalau gadis-gadis atau ibu-ibu berbisik-bisik, “Romonya ganteng ya kayak artis Kim Sun Ho atau Han So Hee.”

Romo tamu biasanya selalu dipuji-puji. Tetapi di rumahnya sendiri, di kampungnya, orang-orang berkomentar bermacam-macam. Ada tetangga yang berkata, “Oh dia itu kan anak buruh bangunan Kang Karyo to? Tiap pagi cari pasir di sungai.” Teman sepermainannya bilang, “ Dia itu kalau main kartu suka curang, nyimpan kartu As dibawah kakinya.”

Teman yang lain berkata, “Dia dulu sering nyuri tebu sama saya.” Teman-teman perempuan bilang, “Dia itu suka godain kami kalau pulang malam-malam dari doa lingkungan. Dia suka “nyawuri” pasir dari arah kuburan. Kami ketakutan lari tunggang langgang.”

Yesus pulang ke kampung asal-Nya, Nasaret. Mereka heran dan takjub mendengar pengajaran-Nya. “Dari mana diperoleh-Nya semuanya itu?”

Tetapi ketika mereka tahu latar belakang keluarganya dan dari mana dia berasal, mereka kecewa dan menolak Dia. “Bukankah Dia ini tukang kayu, anak Maria? Bukankah Ia ini saudara Yakobus, Yoses, Yudas dan Simon? Dan bukankah saudara-saudara-Nya yang perempuan ada bersama kita?”

Orang-orang Nasaret itu menilai bukan dari apa yang dilakukan-Nya tetapi dari latar belakang atau asal-usulnya. Mereka meremehkan keluarga dan sanak saudara-Nya. Mereka tidak percaya dan menolak Yesus. Sangat disayangkan.

Iman itu membutuhkan keterbukaan dan kerendahan hati. Tidak cukup hanya dengan kagum dan takjub. Terbuka menerima kehadiran Tuhan dan rendah hati mempersilahkan Tuhan berkarya dalam diri kita.

Tidak terjadi banyak mukjijat di Nasaret karena mereka tidak mau terbuka menerima Yesus.

Kita mungkin sering tepuk tangan sorak sorai, menyanyi gegap gempita mengagumi Yesus, tetapi kita lupa untuk membuka diri dan dengan rendah hati mengundang Yesus untuk mengubah kita.

Ya seperti umat yang kagum pada romo tamu, habis itu hilang tidak ada apa-apanya. Bahkan ke gereja mingguan pun tidak pernah muncul.

Mimpi buruk saat tidur siang.
Dikejar-kejar orang setengah gila.
Janganlah kita menilai seseorang,
Hanya melihat dari sisi luarnya saja.

Cawas, menghitung hari…
Rm. Alexandre Joko Purwanto, Pr