BACAAN Injil yang panjang ini memuat dua kisah mukjijat. Pertama adalah kisah kebangkitan anak Yairus dan kedua, kisah penyembuhan seorang ibu yang sudah duabelas tahun sakit pendarahan.
Yairus adalah kepala rumah ibadat. Anak perempuannya sedang sakit. Ia sangat berharap Yesus dapat menyembuhkannya.
Ketika Yesus datang, tersungkurlah dia dan dengan sangat ia memohon kepada Yesus. perempuan yang sakit pendarahan itu juga datang kepada Yesus di tengah-tengah himpitan orang banyak.
Baik Yairus maupun perempuan itu menghadapi tantangan yang berat yakni sikap orang banyak. Ketika didengar kabar bahwa anaknya sudah mati, orang banyak menghentikan Yairus untuk tidak lagi berharap kepada Yesus.
Merekaberkata, “Apa perlunya lagi engkau menyusahkan guru?” Perempuan itu juga menghadapi hambatan dari orang banyak. Para murid mungkin jengkel ketika ditanya Yesus tentang siapa yang menjamah jubahNya.
“Engkau melihat sendiri bagaimana orang-orang ini berdesak-desakan dekatMu. Bagaimana mungkin Engkau bertanya: Siapa yang menjamah Aku?”
Kita ini kadang menjadi bagian dari orang banyak. Kita menghalangi orang mengalami kebaikan Tuhan. Rasa cemburu dan iri hati sering menjadi dasar mengapa kita tidak suka melihat orang lain dikasihani Allah.
Mengapa orang itu dikabulkan doanya dan saya tidak? Dengan kata-kata kita, sering orang lain menjadi mundur atau terhalangi untuk berjumpa dengan Tuhan.
“Untuk apa rajin berdoa? Untuk apa ke gereja, toh ya nasibnya tidak lebih baik dari orang lain?” Kita menjadi hambatan bagi orang untuk mengalami kasih Allah.
Kendati demikian, Yairus dan perempuan itu tidak mundur. Mereka tetap percaya bahwa Yesus mampu melakukan seperti yang mereka harapkan.
Yesus bisa berbuat apa saja demi menyelamatkan orang sakit. Iman kepercayaan mereka itulah yang dilihat oleh Yesus. “Hai anakKu, imanmu telah menyelamatkan engkau.”
Iman itu melahirkan daya kekuatan untuk menembus segala hambatan. Dengan iman yang kuat, Yairus tidak menghiraukan orang banyak. Dengan iman itu, perempuan yang sakit lama itu menerobos banyak orang.
Sekuat apakah iman kita? apakah kita berani menerjang hambatan apapun demi bisa dekat dengan Yesus? Kita disembuhkan karena daya kekuatan iman.
Kalau kita tidak mempunyai iman yang kuat, maka tak akan ada mukjijat. Maka pertama-tama marilah kita minta iman. Tuhan punya rancangan yang indah buat kita.
Bunga anggrek bunga selasih
Tumbuh bersama di teras depan
Kalau hidup penuh dengan kasih
Kita akan dibimbing Tuhan
Cawas, menunggu tukang cukur yang pas
Rm. A. Joko Purwanto Pr