DALAM Bahasa Spanyol “Camino” artinya jalan kaki. Jalan kaki menuju ke Santiago Compostela.
Ada apa di sana? Di kota ini ada sebuah katedral dimana St. Yakobus dimakamkan. Yakobus dibunuh menjadi martir di Yerusalem. Jenasahnya dibawa ke Santiago oleh para pengikutnya dengan berjalan kaki. Tradisi jalan kaki itu diteruskan sampai sekarang.
Rute perjalanan bisa dilakukan dari berbagai penjuru. Ada yang dari Perancis, Portugal atau kota-kota di Spanyol yang disebut “The Way of St. James.” Rata-rata perjalanan ditempuh dalam waktu 35 hari. Sehari berjalan kurang lebih 25 km.
Ada banyak orang menjalani ini sebagai retret agung, perjalanan spiritual demi kehidupan rohani pribadi.
Jutaan orang sudah mengalami Camino de Santiago. Dalam perjalanan rohani itu, mereka hanya mengandalkan belaskasih Tuhan. Mereka mengalami sapaan Tuhan melalui teman-teman seperjalanan dari segala penjuru dunia.
Sapaan “Buen Camino” yang berarti “selamat jalan, semoga sampai di tempat” dari penduduk lokal di desa-desa memberi semangat menyelesaikan peziarahan rohani.
Ketika orang hanya mengandalkan Tuhan, tidak ada kekawatiran sedikit pun, kendati orang tidak memiliki bekal apa-apa, Tuhan itu penyelenggara kehidupan.
Hari ini Yesus memanggil keduabelas murid dan mengutus mereka berdua-dua. Mereka dipesan untuk tidak membawa apa-apa dalam perjalanan, kecuali tongkat; roti pun tidak boleh dibawa, demikian juga bekal dan uang dalam ikat pinggang; mereka boleh memakai alas kaki, tetapi tidak boleh memakai dua baju.
Kita diajak untuk fokus pada tugas perutusan. Tidak usah repot-repot dengan “tetek-bengek” yang remeh-temeh. Fokus saja pada sabda Tuhan. Tuhan akan mengatur segalanya.
Mengandalkan Tuhan saja itulah yang diharapkan. Percaya bahwa Tuhan akan menjaga semuanya. Tuhan yang mengutus, Tuhan juga yang mengurus.
Apakah kita sanggup mempercayakan diri dan hanya mengandalkan Tuhan saja? Apakah kita berani fokus pada tugas perutusan kita?
Menanam bunga melati,
Yang tumbuh bunga kamboja.
Tuhan mengutus kita pergi.
Dia akan mengurus segalanya.
Cawas, pengin durian….
Rm. Alexandre Joko Purwanto, Pr