SETIAP kali pulang dari turne (kunjungan stasi), saya pasti diberi berbagai persembahan umat. Ada beras, sayuran dan buah-buahan hasil ladang.
Beberapa kali diberi ayam, tapi sempat lepas di jalan. Kalau di stasi ada berkat nikah, beruntung sekali karena diberi paha babi yang sudah disalai.
Sepeda motor penuh dengan hasil persembahan umat. Berkat Tuhan melalui kebaikan umat itu sungguh luar biasa. Tuhan yang memanggil, semua akan diurusNya dengan terampil.
Dalam Injil hari ini, Yesus mengutus murid-muridNya untuk pergi berdua-dua mewartakan kabar sukacita. Yesus minta mereka tidak membawa apa-apa.
Tidak boleh membawa bekal. Tidak boleh membawa uang, roti, baju. Pergi dengan tangan kosong. Pesan ini mempunyai makna.
Yesus ingin agar para murid tidak mengandalkan hal-hal ini itu. Andalan dan jaminan satu-satunya hanyalah kebaikan Allah.
Kadang kita terlalu kawatir dan sibuk dengan bekal ini itu. Bagaimana nanti di sana kalau tidak ada makanan, hujan, dingin, sakit dan lain-lain. Pikiran kita hanya habis untuk memikirkan hal-hal tidak penting.
Sedangkan tugas yang paling pokok adalah mewartakan kabar gembira. Kalau Tuhan mengutus, Tuhan juga akan mengurus. Motor rusak di jalan, ada orang yang berbaik hati menolong.
Perut kelaparan, ada umat mengundang singgah di rumahnya. Badan kelelahan karena perjalanan jauh, ada umat menawarkan tumpangan. Itu semua Tuhan yang mengurus.
Bahkan persembahan umat untuk pastor sangat melimpah. Yang tadinya berangkat dengan tangan hampa, pulang dengan membawa berkat melimpah. Yang penting fokus saja pada tugas perutusan.
Semua akan diatur oleh Tuhan. Seperti para murid itu, mereka pergi mewartakan Injil, mengoles orang sakit dengan minyak, mengusir setan-setan dan menyembuhkan orang sakit.
Di sekitar kita masih banyak orang membutuhkan kabar gembira. Banyak orang sakit membutuhkan penghiburan. Banyak orang putus asa membutuhkan peneguhan dan pengharapan. Mari kita pergi menunaikan perutusan kita.
Ke pasar pagi membeli ikan
Dimasak dengan tempoyak jadi sayuran
Kalau kita menjalani perutusan Tuhan
Tidak perlu ada yang dikawatirkan
Cawas, tetap berharap hari yang cerah
Rm. A. Joko Purwanto Pr