Kepercayaan Tumbuh dari Pelayanan yang Tulus.
“CEKAKIPUN yen sampun disuntik kalih Suster mesti mantun.” (Pokoknya kalau sudah disuntik oleh Suster pasti sembuh) demikian komentar banyak umat di Stasi Ngaliyan, Paroki Sukoreja, ketika kami turne bersama Romo Paroki dan tim kesehatan dari Poliklinik Suster SND di Sukorejo.
Waktu itu saya sebagai frater membantu di Sukorejo. Kami melayani umat stasi-stasi bersama.
Romo Wiharjono SJ, saya dan suster-suster SND dengan beberapa perawat naik mobil Taft ke Ngaliyan, Pilangsari dan Gemuh.
Umat di stasi sudah menunggu sejak siang. Mereka yang sakit dilayani para perawat.
Saya mengajar agama anak-anak, melatih koor mudika dan Romo Wiharjono kunjungan keluarga.
Malam harinya ditutup dengan ekaristi di kapel. Kami sampai di pastoran biasanya sudah tengah malam.
Banyak umat percaya kalau diberi obat atau disuntik oleh suster perawat dari gereja pasti sembuh.
Mereka diobati dengan gratis. Tetapi ada juga yang memberi beras, kelapa, jagung, ketela atau sayur hasil kebun mereka.
Tidak hanya umat katolik, tetapi umat yang lain juga ikut dilayani.
Karya Yesus dikenal banyak orang di wilayah Danau Genesaret. Dimana Yesus berada, orang berbondong-bondong datang ingin disembuhkan dari berbagai penyakit.
Dimana Yesus pergi, orang selalu mengerumuni. Mereka meletakkan orang-orang sakit di jalan, di pasar agar ketika Yesus lewat mereka bisa menjamah jumbai jubah-Nya.
Kepercayaan kepada Yesus membuat mereka disembuhkan. Dengan menyentuh jumbai jubah-Nya saja, orang sembuh dari penyakitnya.
Iman memberi daya kekuatan yang luar biasa.
Pengajaran dan pelayanan kesehatan itu terus dilanjutkan oleh Gereja sampai sekarang.
Yang harus dibangun adalah trust atau kepercayaan. Kalau ada kepercayaan maka orang-orang pasti akan datang.
Kepercayaan itu dibangun melalui pelayanan yang baik, kasih tanpa pamrih, tidak membeda-bedakan, menghargai yang kecil dan menderita.
Siapa pun diterima oleh Yesus. mereka yang dari desa, kota atau kampung, semua dilayani dengan penuh kasih, tidak pilih kasih.
Pelayanan Yesus mengutamakan keselamatan manusia. Ia tidak mencari keuntungan atau popularitas diri.
Hati-hati bila pelayanan kita sudah dikuasai semangat untung rugi. Dunia kapitalis sudah merasuki prinsip pelayanan kristiani.
Tidak ada uang tidak ada pelayanan. Orang kecil tidak dilayani. Yang didahulukan orang-orang kaya. Uang bisa menghancurkan kepercayaan.
Mari kita konsisten dalam pelayanan seperti Yesus. Martabat manusia harus menjadi prioritas utama.
Melayani demi keselamatan orang, bukan demi uang.
Piknik ke Girpasang naik gondola,
Berfoto di tengah jurang menganga.
Orang percaya karena pelayanan prima,
Mereka akan datang dengan sendirinya.
Cawas, melayani dengan hati….
Rm. A. Joko Purwanto, Pr