ADALAH dr. Lie Dharmawan mengawali sebuah ide gila dengan membangun rumah sakit apung. Ia termotivasi membuat rumah sakit apung karena menghadapi kenyataan betapa sulitnya akses kesehatan bagi masyarakat di pulau-pulau terluar Indonesia. Ia memulai pelayanannya bagi masyarakat miskin pada tahun 2009.
Rumah sakit apung menjangkau daerah-daerah miskin di Indonesia timur, mulai dari Kepulauan Seribu, Bangka Belitung, Kalimantan Barat, Sulawesi Tenggara, Maluku. Ia berlabuh di daerah-daerah terpencil seperti Kisar, Miangas dan Yapen Papua. Ia menolong dan menyembuhkan orang-orang sakit di daerah sulit.
Ketika wilayah Mamuju dilanda gempa, rumah sakit apung itu terlihat merapat di sana membantu para korban bencana.
Selama 10 tahun pelayarannya, RSA dr. Lie Dharmawan sudah melakukan 3.549 penyuluhan dan kampanye kesehatan dengan perincian; 331 pelayanan kesehatan untuk ibu hamil, 643 operasi kecil, dan 385 operasi besar. Selain itu, ada 13.368 pasien rawat jalan dan konsultasi kehamilan di bawah tanggung jawab tim dokter RSA dr. Lie Dharmawan.
Yesus naik perahu bersama murid-murid-Nya dan mendarat di Genesaret. Banyak orang datang mengusung orang-orang sakit di atas tilamnya. Dimana pun Yesus pergi, orang-orang meletakkan orang sakit di pasar atau di jalan yang dilewati Yesus. Mereka percaya, hanya dengan menjamah jumbai jubah-Nya saja, mereka akan sembuh. Kehadiran Yesus membawa sukacita, harapan dan keselamatan.
Yesus didatangi banyak orang untuk minta disembuhkan. Dokter Lie mendatangi banyak orang untuk menolong mereka yang sakit. Intinya semua orang bersukacita dan diselamatkan karena kehadiran mereka.
Di sekitar kita banyak orang menderita, apakah kehadiran kita bisa mendatangkan sukacita dan harapan bagi mereka? Hadir dan menyapa mereka itu bisa memberi rasa aman dan tentram bagi mereka yang punya beban berat.
Ideku terganggu sinar pelangi.
Tenggelam di bukit Wilwatikta.
Mari kita bangun semangat peduli.
Menolong sesama yang menderita.
Cawas, nonton layar tancap….
Rm. Alexandre Joko Purwanto, Pr