DALAM berbagai kunjungan ke daerah-daerah, Presiden Jokowi menunjukkan penghargaannya pada produk-produk lokal. Dia membeli sepatu dari Cibaduyut yang harganya 200an ribu.
Sebagai orang nomor satu bisa saja membeli barang yang bermerk luar negri. Pernah juga viral dia pergi cukur di barbershop “biasa”, makan atau minum kopi di warung sederhana, naik motor blusukan. Sejak jadi walikota Solo sudah mengorbitkan mobil SMK buatan anak negri.
Semua serba produk dalam negri. Ini adalah contoh bagaimana menghargai dan mencintai buatan kampung halaman sendiri.
Dalam Injil, orang-orang Nasaret melihat Yesus pulang kampung. Tetapi mereka kecewa dan menolak Dia. Mereka tahu latar belakangNya, kenal saudara-saudariNya, melihat pekerjaanNya sebagai tukang kayu.
Maka Yesus berkata,”Seorang nabi dihormati dimana-mana, kecuali di tempat asalnya sendiri”.
Kita juga sering lebih memuja produk luar daripada bikinan dalam negri. Mulai dari baju, makanan, asesoris, sampai gaya hidup. Apa yang dari dalam negri tidak dihargai.
Banyak guru, dosen, peneliti, ilmuwan dan orang hebat tidak dihargai di rumah sendiri, tetapi justru orang lain atau negara lain yang menghargai mereka.
Mahatma Gandhi mengajarkan kepada rakyat India semangat SWADESI yakni menggunakan apa yang dihasilkan oleh negeri sendiri. Ini sebagai bentuk penghormatan terhadap apa yang kita miliki sendiri.
Orang Nasaret tidak mau menerima dan menghargai Yesus sebagai “onya odop”, “jape methe”, “orang kita” maka di Nasaret tidak ada mukjijat karena hati mereka tidak percaya, tertutup. Mukjijat baru terjadi kalau kita membuka hati dan percaya pada Yesus.
Mari kita tidak menolak apa yang dihasilkan oleh kampung kita sendiri. Cintailah produk-produk Indonesia. Jokowi telah melakukannya.
Ayo kita dukung terus. Walau Pildun dikuasai Benua Eropa tapi kita tetap cinta PSSI U-19 yang hebat.
Selamat merenung. Berkah Dalem.
Siapa malam ini yang pulkam, Inggris atau Swedia ?
(Rm. A. Joko Purwanto Pr)