“Self Driving Mentality”
PROFESOR Rhenald Kasali, Guru Besar Universitas Indonesia menulis buku dengan tema “Change.” Kali ini judulnya “Self Driving.” Beliau ingin mengubah mental bangsa ini agar berpikir merdeka, mandiri dan terbuka. Ini sejalan dengan gagasan Jokowi dengan revolusi mentalnya. Salah satu contohnya adalah terciptanya Omnibus Law.
“Masa depan itu milik orang muda. Mental mereka harus dibimbing dari mental “passenger” menjadi “self driver.” katanya. “Kemampuan mengelola diri sendiri itu penting agar kita tumbuh menjadi bangsa yang besar dan maju.”
Rhenald ingin mendobrak passanger mentality yang melekat dalam diri kita, menjadi driver mentality. Jangan hanya menjadi pendompleng yang ikut ke sana kemari. Jadilah driver yang mampu mengendalikan diri dengan tujuan jelas. Kita ini sudah terlalu lama menjadi bangsa yang dijajah. Mental budak itu masih menghantui kita. Kita harus menjadi bangsa yang merdeka, mampu menentukan nasib sendiri. Itulah revolusi mental.
Di Bait Suci Yerusalem,Yesus melakukan tindakan kenabian. Bait Suci tidak lagi menjadi pusat doa, tetapi pusat bisnis. Yesus ingin membuat “change” mentalitas orang-orang di situ. Jangan ada orang-orang yang mendompleng demi kepentingan sendiri, mencari keuntungan di Bait Suci.
Tidak seperti Rhenald Kasali yang membuat kuliah di kelas, Yesus langsung frontal mengusir pedagang lembu, kambing domba, merpati, para penukar uang. Pasti calo-calo dan preman-preman serta “penumpang” yang diuntungkan adanya Bait Suci meradang. Pundi-pundi pungli mereka hilang karena tindakan Yesus.
Bisa dimaklumi demo berjilid-jilid atas UU Omnibus Law yang ditandatangani Jokowi masih terjadi karena jalur perijinan dipangkas, preman kehilangan lahan, pungli dan korupsi dibabat habis. Pasti ada pihak-pihak yang dirugikan.
Orang-orang yang punya kepentingan itu menantang Yesus, “Tanda apakah dapat Engkau tunjukkan kepada kami, bahwa Engkau berhak bertindak demikian?” Mereka tidak terima karena Yesus ingin memperbaharui mental mereka yang mulai bergeser tentang Bait Suci.
Mengubah mental memang sulit. Revolusi mental membutuhkan waktu. Tetapi harus dimulai. Kalau tidak, kita tidak akan pernah maju. Mari kita sejalan seirama dengan Yesus membangun mental demi Kerajaan Allah.
Pemanasan datang terlambat
Tak terasa jalannya terjal-terjal
Kita harus membangun sikap tobat
Sebagai dasar revolusi mental
Cawas, before and After….
Rm. Alexandre Joko Purwanto, Pr