Tuhan Menjadikan Segalanya Baik
MANDY Harvey menggetarkan panggung AGT (America Got Talent). Sejak kecil Mandy ingin jadi penyanyi. Ia telah belajar sejak usia 4 tahun.
Tetapi pada umur 18 tahun ia kehilangan pendengaran alias tuli. Dokter mendiagnosis Mandy kehilangan jaringan ikat. Ia divonis tuli seumur hidup.
Hancur dan pupus sudah impiannya jadi musisi. Ia merasa dunia terasa sunyi dan sepi. Ia merasa hancur dan sedih.
Dengan ingatan yang kuat akan musik, Mandy belajar lebih giat. Ia dibantu penterjemah dengan bahasa isyarat.
Ia menemukan caranya sendiri untuk merasakan getaran musik, yakni dengan kakinya. Dengan kaki telanjang dia bisa merasakan ritme musik pengiringnya.
Setelah sepuluh tahun belajar, ia memberanikan diri tampil di ajang AGT. Dengan ukulele ia menyanyikan lagu ciptaannya sendiri, “TRY.”
Lagu ini berkisah tentang perjuangannya bangkit dari keterpurukan. “I will try, I will try. Aku harus terus mencoba dan mencoba,” katanya.
“Aku tidak membutuhkan penterjemah untuk memberikan ini.” kata Simon Cowel sambil memencet Golden Buzzer.
“Saya merasa kita akan melihat lebih banyak hal hebat dari penyanyi super berbakat ini.” kata Simon memuji Mandy.
Tepuk tangan gemuruh penonton tidak bisa dia dengarkan, tetapi reaksi penonton yang memberi apresiasi dengan standing ovation serta pelukan hangat Simon Cowel membuat dunia Mandy bersinar kembali.
Ia merasakan impiannya datang lagi. Masa depan dan cita-citanya terbuka kembali.
Yesus datang untuk segala bangsa. Ada orang sakit tuli dan gagap dari Dekapolis, wilayah bangsa kafir.
Yesus berkata, ”Efata” dan orang itu bisa mendengar dan berbicara.
Semua orang takjub dan berkata, “Ia menjadikan segala-galanya baik. Yang tuli dijadikannya mendengar, yang bisu dijadikannya berbicara.”
Orang yang mau membuka diri terhadap Allah, ia akan melihat hal-hal yang baik. Orang kafir dari Dekapolis ini mau percaya pada Yesus.
Hasilnya, ia bisa mendengarkan sabda Tuhan dan berbicara tentang kebaikan Allah.
Mari kita terbuka pada kasih Allah. Siapapun kita tidak terkecuali diundang membuka diri pada rencana Allah.
Jika demikian, kita akan melihat bahwa Tuhan menjadikan segala-galanya baik pada kita.
Kebaikan Tuhan yang kita alami itu mestinya membuat kita berani memberitakannya kepada seluruh dunia.
Seruan “Efata” yang kita alami juga membangkitkan kita untuk bersaksi tentang kebaikan Tuhan.
Naik kereta menuju kota Tasik.
Singgah sebentar di Purwakarta.
Tuhan selalu punya rencana baik.
Mari kita terbuka pada kehendak-Nya.
Cawas, semua-baik-baik saja….
Rm. A. Joko Purwanto, Pr