KALAU berpiknik dengan para suster, bekal makanan dan minuman itu penuh sesak saking banyaknya.
Apalagi kalau masing-masing punya kesukaan makanan yang berbeda-beda. Ibaratnya seperti swalayan berjalan.
Saya yang pegang stir ditawari aneka cemilan dan minuman. “Biar romo gak ngantuk” katanya. Karena banyak minum, saya kebelet pipis.
Cari pom bensin jauh. Warung makan tidak ada. Kami melewati kebun sawit yang berbukit-bukit. Akhirnya karena tidak tahan, saya “mblusuk” ke kebun sawit.
“Kenapa berhenti di sini romo?” tanya seorang suster. “Maaf suster, mau nangkap kelinci dulu” kata saya sambil berlari keluar mobil.
“Saya mau lihat kelincinya romo.” Suster itu berlari mengejar di belakang saya. Waduh muka saya merah padam. “Suster, maaf ya saya mau kencing.”
Saya bilang terus terang pada suster itu karena sudah tidak tahan lagi. “Waaaaaaahhhh… romoo…” Dia langsung balik kanan lari sekencang-kencangnya kembali ke mobil.
Itulah gara-gara kebanyakan bawa bekal. Bahkan seringkali bekal itu dibawa pulang kembali karena tidak habis dimakan. Pemborosan dan tidak berani percaya pada kemurahan Tuhan.
Hari ini Yesus mengutus keduabelas muridNya untuk pergi dan mewartakan Kerajaan Allah.
PesanNya jelas, “Janganlah kalian membawa emas atau perak atau tembaga dalam ikat pinggangmu. Janganlah kalian membawa bekal dalam perjalanan, janganlah kalian membawa baju dua helai, kasut atau tongkat.”
Mengapa Yesus melarang mereka membawa bekal dalam perjalanan? Para murid diajak percaya pada penyelenggaraan Tuhan.
Tuhan yang mengutus, Tuhan yang mengurus. Tidak usah kawatir, semua akan diselenggarakan oleh Tuhan. Fokus saja pada tugas yang diberikan Tuhan.
“Sembuhkanlah orang sakit, bangkitkanlah orang mati; tahirkanlah orang kusta; usirlah setan-setan. Kalian telah memperolehnya dengan cuma-cuma, karena itu berilah pula dengan cuma-cuma.”
Kalau kita terus berbuat baik, maka kebaikan Tuhan juga akan mengikuti kita. Orang-orang baik, kemudahan, kelancaran, pertolongan, semua itu akan diurus Tuhan.
Tuhan sudah mengurus segalanya, maka tak perlu kuatir untuk itu. Bahkan jika kebaikan kita ditolak pun, Tuhan menasehatkan untuk terus berbuat baik, sebab kebaikan itu akan kembali kepada kita tetap sebagai kebaikan, tidak berkurang sedikit pun.
Oleh karena itu, sekali lagi janganlah kuatir kalau kita bermisi untuk kebaikan Tuhan.
Menangkap kelinci di kebun sawit
Gagal dipegang kelincinya lari-lari
Janganlah kita terlalu pelit-pelit
Berbuatlah baik dengan murah hati
Berkah Dalem,
Rm. A. Joko Purwanto Pr