SUATU KALI saya pergi ke Kuching. Saya belanja di supermarket. Di suatu sudut tempat berjualan daging-daging ada tulisan terpampang NON HALAL.
Saya lihat di situ dijual daging babi. Saya bertanya kepada penjaga mengapa daging itu dijual di tempat umum? Penjaga itu mengatakan,
“Kami ini adalah public market, siapa pun boleh belanja di sini. Di sini bebas menjual daging itu, asalkan diberi tulisan seperti yang terbaca itu. Orang sudah tahu sendiri. Kalau tidak mau ya jangan membeli. Kami juga harus melayani mereka yang membutuhkan. Mudah bukan? Kalau di Indon bagaimana?” Saya tidak bisa menjawab.
Yesus mengajarkan kepada orang banyak, “Apa pun dari luar, yang masuk ke dalam seseorang, tidak dapat menajiskan dia. Tetapi apa yang keluar dari seseorang, itulah yang menajiskannya.”
Bagi Yesus apa yang menajiskan seseorang adalah bukan yang masuk tetapi yang keluar dari dalam diri manusia.
“Segala sesuatu yang dari luar masuk ke dalam seseorang tidak dapat menajiskan dia, karena tidak masuk ke dalam hati tetapi ke dalam perutnya, lalu dibuang di jamban.”
Yesus berkata lagi, “Apa yang keluar dari seseorang, itulah yang menajiskannya. Sebab dari dalam hati orang timbul segala pikiran jahat, perzinahan, keserakahan, kejahatan, kelicikan, hawa nafsu, iri hati, hujat, kesombongan, kebebalan. Semua hal-hal jahat ini timbul dari dalam dan menajiskan orang.”
Intinya adalah bukan apa yang masuk ke dalam diri seseorang tetapi apa yang keluar dari seseorang itulah yang bisa menajiskannya.
Allah menciptakan alam semesta ini dalam keadaan baik. Semua makhluk diciptakan baik adanya. Semua diciptakan agar berguna bagi yang lainnya.
Bagi Yesus, kenajisan bukan ditentukan dari apa yang dimakan, tetapi dari dalam diri manusia sendiri yakni hatinya. Kalau hatinya kotor, maka melihat segala sesuatu dipandang kotor.
Orang Bali itu melihat gadis-gadis di pantai berbikini biasa saja. Tetapi kalau melihat itu lalu air liur kita nyerocos seperti lendir, itu tandanya pikiran kita kotor.
Kalau tidak mau melihat ya jangan ke pantai, pergilah ke Pura. Di Pura melihat gadis-gadis cantik memakai pakaian adat yang ketat, lalu mata kita blingsatan. Itu berarti pikiran dan hati kita yang harus dibersihkan.
Jangan menyalahkan orang lain. Tapi salahkan diri sendiri yang pikirannya kotor. Bukan apa yang dari luar yang menajiskan, tetapi apa yang dari dalam itulah yang menajiskan.
Bersihkan dulu hati dan pikiran yang kotor itu. Jangan cepat-cepat menghakimi orang atau menghukum dan merusak tatanan hidup bermasyarakat.
Cicak cicak bertingkah lawan buaya
Sekali libas dilahap semua
Bukan yang masuk ke dalam diri manusia
Tetapi yang keluar itulah yang menajiskannya
Cawas, suara cicak di dinding menggoda
Rm. A. Joko Purwanto Pr