Bersyukur dan Berbagi
DALAM pertemuan bina lanjut Komunitas ME di Cawas akhir Januari kemarin, panitia kecil berpikir keras bagaimana menjamu para peserta.
Saya mengusulkan agar kita menggunakan model “lima roti dua ikan.” Artinya apa yang ada pada kita, mari kita kumpulkan, biar Tuhan yang melengkapinya. Akhirnya semua setuju.
Setelah acara pembinaan selesai, semua diundang untuk makan bersama. Semua menikmati dengan sukacita.
Sambil makan bersama, para bapak ngobrol berkelompok sambil sharing-sharing kecil. Mereka bercerita tentang buah-buah weekend yang mereka alami sungguh luar biasa.
Semangat berbagi nampak dari aneka hidangan yang tersaji. Ada yang bawa salad. Ada yang bawa tengkleng, ada yang bawa sop ayam, ada yang bawa nasi, ada yang bawa buah. Semua dinikmati bersama.
Bahkan masih ada sisa. Mereka pulang masih membawa berkat masing-masing.
Ketika kita mau bersyukur dan berbagi, Tuhan pasti mencukupi, bahkan berlimpah.
Yesus peduli pada orang-orang yang mengikuti-Nya. Sepanjang hari mereka mendengarkan pengajaran-Nya. Pasti mereka butuh makan.
Para murid tidak bisa mencari solusi dan balik bertanya, “Bagaimana di tempat yang sunyi ini orang dapat memberi mereka roti sampai kenyang?”
Yesus mengetuk hati mereka untuk berbagi. “Berapa roti yang ada padamu?”
Mereka memiliki tujuh roti dan beberapa ikan saja.
Tuhan mahakuasa. Apa yang menurut manusia tidak mungkin, bagi Tuhan tak ada yang mustahil.
Ia mengambil tujuh roti, mengucap syukur dan memecah-mecahkannya dan memberikannya kepada para murid untuk dibagi-bagikan.
Apa yang ada disyukuri dan dibagikan. Ternyata semua bisa makan kenyang dan bahkan ada sisanya. Dari tujuh roti menjadi sisa tujuh bakul.
Kita diajak untuk bersyukur dan berbagi. Berbagi tidak harus menunggu kita punya banyak. Sekecil apapun jika kita mampu mensyukuri dan berani berbagi, maka akan menjadi berkelimpahan.
Semangat bersyukur memungkinkan kita tidak pernah merasa kekurangan.
Bisakah anda mensyukuri apa yang ada dan ikhlas berbagi dengan mereka yang berkekurangan?
Tuhan akan memberkati anda dengan cara yang tidak terduga.
Beli bubur lethok di jalan Panjaitan.
Beli jadah tempe bacem di Kaliurang.
Syukur akan membawa kelimpahan.
“Ngaya” bikin kita selalu merasa kurang.
Cawas, selalu bersyukur….
Rm. A. Joko Purwanto, Pr