Lingkungan Membentuk Karakter Seseorang

KARAKTER seseorang banyak dibentuk dari lingkungan dimana dia tinggal. Ada orang yang karakter pribadinya keras, lembut, pemarah, disiplin, rajin, tekun, egois, suka menolong.

Karakter itu dipengaruhi oleh lingkungan hidupnya. Kalau anak memperoleh teladan hidup yang baik, maka karakternya akan tumbuh dengan baik.

Begitu pula sebaliknya, kalau lingkungan hidupnya keras, kejam dan senang berontak, maka dia bisa terbentuk seperti itu.

Karna Basusena sebetulnya putera bangsawan. Ia keturunan Raja Mandura dari Dewi Kunti. Tetapi karena sejak remaja dia bergaul dengan para Kurawa, yang bertabiat buruk, licik, kejam, “adigang, adigung, adiguna” maka dia membela Kurawa daripada bergabung dengan saudara-saudaranya Pandawa.

Di tanah macam apakah benih itu jatuh, akan sangat berpengaruh bagi perkembangan selanjutnya.

Dalam bacaan Injil hari ini, Yesus memberikan perumpamaan tentang benih yang jatuh di tanah. Lingkungan dimana benih itu jatuh mempengaruhi karakter benih itu sendiri.

Yesus berkata, “Ada seorang penabur keluar untuk menabur. Pada waktu ia menabur, sebagian benih itu jatuh di pinggir jalan, lalu datanglah burung-burung dan memakannya sampai habis. Sebagian jatuh di tanah yang berbatu-batu. Tetapi sesudah matahari terbit, layulah tumbuhan itu dan menjadi kering karena tidak berakar. Sebagian lagi jatuh di tengah semak berduri, lalu makin besarlah semak itu dan menghimpitnya sampai mati. Dan sebagian jatuh di tanah yang baik lalu berbuah, ada yang seratus ganda, ada yang enampuluh ganda, ada yang tigapuluh ganda.”

Ada orangtua yang memberi nasehat, “aja cedhak kebo gupak.” Harafiahnya berarti jangan mendekati kerbau yang penuh lumpur, nanti akan terkena lumpurnya.

Kalau tidak mau menjadi kotor maka jangan bergaul dengan lingkungan yang kotor. Lingkungan dimana benih itu jatuh akan sangat berpengaruh. Kalau jatuh di tanah yang baik, maka akan menghasilkan berlipat-lipat.

Kita bisa menelusuri latar belakang pribadi seseorang dengan melihat dari mana dia berasal. Kalau orang itu berasal dari keluarga yang keras, orangtua suka menghukum dengan cambuk, saudara-saudaranya penuh dengan kompetisi, maka situasi seperti itu akan membentuk kepribadiannya.

Relasi dengan orang lain dipengaruhi oleh karakter itu. Kalau di keluarga tidak ada komunikasi, masing-masing sibuk dengan dirinya sendiri, tiap hari hanya pegang HP, maka orang akan cenderung menyendiri dan menjauhi sosialita sekitarnya.

Maka bijaksanalah memilih lingkungan pergaulan. Pandai-pandailah bergaul dengan orang-orang di sekitar kita. Jangan sampai jatuh di tanah tandus, berbatu atau penuh semak duri. Engkau akan menyesal nanti.

Naik kuda kaki menjejak.
Berkelejat tak kenal lelah.
Di tanah mana kita berpijak.
Tanah baik hasilnya melimpah.

Cawas, hari bahagia….
Rm. A. Joko Purwanto,Pr