“Kunjungi Iraq, Paus Membawa Pesan Damai”

SEMINGGU yang lalu, dari tanggal 5-8 Maret 2021, Paus Fransiskus mengadakan lawatan yang penuh resiko ke Iraq, ketika pandemi masih berlangsung.

Bukan hanya bahaya pandemi, tetapi lebih daripada itu, bahaya perang masih berkecamuk di Iraq.

Kita semua tahu, Iraq dibuat porak poranda oleh peperangan. Derita dan kehancuran, kepiluan dan ketakutan, keputusasaan dan kegelapan menghantui masyarakat Iraq.

Banyak orang mengungsi keluar dari Iraq. Sekelompok kecil warga Kristen yang tinggal hidup dalam derita dan keputusasaan.

“Saya ingin melihat wajah-wajah mereka. Saya ingin mengunjungi mereka yang sudah lama mengharapkan kedatangan saya. Saya ingin menguatkan mereka” Demikian Paus menegaskan keinginannya. Paus ingin merajut damai dan harapan bagi seluruh warga Iraq.

Bukan hanya mengunjungi warga Kristen, Paus juga berjumpa dengan pemimpin besar umat Muslim di Iraq, Ayatollah Sayyid Ali al-Sistani, pemimpin Syiah Iraq. Paus membawa pesan damai dan persaudaraan bagi semua insan di bumi.

“Kita semua adalah saudara.” Itulah tema kunjungan Paus ke Iraq. Paus juga berdoa bersama lintas agama bagi perdamaian dan ketentraman rakyat Iraq. Paus datang membawa terang dan harapan.

Yesus bersabda, “Allah mengutus Anak-Nya ke dalam dunia bukan untuk menghakimi dunia, melainkan untuk menyelamatkannya oleh Dia…..Barangsiapa melakukan yang benar, ia datang kepada terang, supaya menjadi nyata, bahwa perbuatan-perbuatannya dilakukan demi Allah.”

Paus datang ke Iraq membawa misi perdamaian. Ia ingin membawa terang, agar bangsa yang tercabik-cabik oleh permusuhan dan peperangan mengalami damai dan pengampunan.

Perang dan permusuhan hanya menghancurkan dan membawa kegelapan. Damai dan kasih pengampunan membawa terang dan menyelamatkan.

Demikian pun Yesus datang ke dunia membawa keselamatan. “Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup kekal. Sebab Allah mengutus Anak-Nya ke dalam dunia bukan untuk menghakimi dunia, melainkan untuk menyelamatkannya oleh Dia.”

Kalau pemimpin kita, Paus datang membawa damai, sebagaimana Kristus datang tidak untuk menghakimi, maka kita pun harus mau menjadi duta damai bagi siapa pun juga.

Damai akan membawa kehidupan, tetapi perang akan membawa kematian.

Ke warung beli nasi goreng petai.
Lebih enak daripada mie ayam.
Mari kita menyebarkan damai.
Agar dunia makin aman tentram.

Cawas, hati gembira adalah obat….
Rm. Alexandre Joko Purwanto, Pr