Yudistira atau Puntadewa terlahir dengan darah putihnya. Itu hanya mau menunjukkan hidupnya yang suci dan saleh.

Kebaikannya diberikan kepada siapa saja. Kresna pernah berkata kepadanya, “Paduka bersikap baik kepada orang yang baik, bersikap welas asih dengan orang yang tidak baik.” Siapa pun dikasihinya tanpa pandang bulu.

Dalam Film “Les Miserables”, tokoh Jean Valjean digambarkan sebagai tokoh yang penuh belas kasih. Ia suka menolong kepada sesamanya, lebih-lebih mereka yang lemah dan menderita.

Fontaine yang punya anak di luar nikah dan terpaksa menjadi pelacur demi menghidupi anaknya, ditolong oleh Valjean. Ia pelihara anak itu dengan penuh cinta.

Kemurahan hati Valjean dipicu oleh kebaikan seorang pastor ketika dia dibebaskan dari penjara. Ia menjadi manusia baru karena dikasihi Allah.

Hari ini Yesus memberi perumpamaan tentang orang Samaria yang baik hati. Orag Samaria itu dibandigkan dengan seorang imam dan orang Lewi.

Mereka itu mempunyai status tinggi dalam masyarakat. Ia sangat dihormati dan dihargai oleh orang banyak. Tetapi mereka tidak berbuat apa-apa untuk orang yang dirampok itu.

Status orang tidak mempengaruhi perbuatannya. Tetapi orang Samaria – yang dipandang oleh kebayakan orang sebagai “kafir”, justru menolong korban perampokan itu dengan tulus ikhlas.

Kita tidak bisa menilai seseorang hanya dari luarnya saja. Status seserag tidak menjadi jaminan bahwa orang itu baik. Perbuatanlah yang akan menentukan.

Orang Samaria itu, kendati dicap “kafir” namun ia menolong sesamanya. Kita pantas meneladan si Samaria ini. Walaupun para imam dan kaum Lewi adalah kaum terhrmat.

Tetapi perilaku mereka tidak pantas untuk diteladani. Marilah berbuat baik, kendati orang menilai kita buruk. Teruslah berbuat baik dengan tulus hati.

Ke Gunung Merapi kita akan naik
Dari Plawangan kita akan mulai
Marilah terus berbuat baik
Dari kebaikanlah kita akan dinilai

Berkah Dalem,
Rm. A. Joko Purwanto Pr