MEMAHAMI kondisi orang yang sakit kusta; Mereka dianggap najis karena penyakitnya itu. Mereka dikucilkan dari tengah-tengah masyarakat.
Tinggal di pinggir agak jauh dari kampung. Mereka tidak boleh mendekat ke orang lain. Mereka minder, takut, terkucil, dijauhi dan dianggap orang yang dihukum Allah.
Mereka dijauhi dan dicap sebagai pendosa. Ketika orang kusta itu datang memohon kepada Yesus, dia berkata, “Kalau Engkau mau. Engkau dapat mentahirkan aku.”
Di satu sisi dapat diterjemahkan sebagai ungkapan orang yang hanya bisa pasrah. Orang yang sudah terlalu lama mengalami keputus-asaan karena sakit fisiknya, tetapi juga lebih-lebih kondisi psikisnya yang dicampakkan oleh masyarakat.
Beban yang ditanggungnya sangat berat, tak punya harapan lagi. Maka dia hanya bisa memohon, “Kalau Engkau mau.”
Di sisi lain, orang ini percaya bahwa Yesus mampu menyembuhkan penyakitnya. Orang yang percaya tidak akan memaksakan kehendak. Ia percaya bahwa Yesus mampu menyembuhkannya.
Orang mati saja bisa dibangkitkan, apalagi dia yang hanya sakit kusta. Percaya dan pasrah itu dua hal yang menyatu. Orang kusta itu percaya dan pasrah kepada Yesus Sang Juru selamat.
Hati Yesus yang maharahim itu tergerak oleh belaskasihan. Ia mengulurkan tangan dan menjamah orang kusta itu, “Aku mau, jadilah engkau tahir.”
Yesus tidak “wigah-wigih” mendekati, menjamah orang kusta itu. Ia tidak sungkan-sungkan mengulurkan tangan kepada orang yang disingkirkan masyarakat.
Kadang kita takut-takut bergaul dengan orang yang dicap sebagai pelacur, gay, banci, narkoba, penderita AIDS/HIV atau penderita penyakit sosial lainnya.
Bahkan kita pusing melihat darah bercucuran. Lalu cepat-cepat menjauh. Dengan berbagai alasan kita menjauhi mereka.
Dalam kutipan ini, Yesus mengajak kita untuk datang mendekati,mengulurkan dan menjamah mereka. Bukan saja secara fisik tetapi juga dengan hati yang berbelaskasih.
Marilah kita meniru Yesus yang mudah berbelaskasih kepada orang sakit, mereka yang lemah, menderita, disingkirkan dan dikucilkan.
Yesus berkata, “Jikalau kamu mengasihi orang-orang kecil ini, engkau mengasihi Aku.”
Pergi ke hutan melihat kancil
Ternyata di belakangnya ada singa
Di dalam diri orang-orang yang kecil Yesus menampakkan diriNya
Cawas, pengin punya anggrek
Rm. A. Joko Purwanto Pr