PRABU Kresna ditetapkan oleh para Pandawa menjadi duta atau utusan untuk minta kembalinya Negara Astina ke tangan putra-putra Pandu.
Sudah dua kali utusan dikirim, tetapi selalu “gagar wigar tanpa karya” artinya gagal tidak membawa hasil. Duta pertama adalah Kunti, ibu para Pandawa sendiri.
Duta kedua adalah Prabu Drupada, raja di Pancalaradya. Mereka tidak digubris oleh Kurawa. Kini Kresna dipercaya menjadi “duta mungkasi” artinya duta yang diberi wewenang menyelesaikan masalah sampai tuntas.
Dalam bacaan Injil hari ini, Yesus berkata, “Jangan menyangka bahwa Aku datang untuk meniadakan hukum Taurat atau kitab para nabi. Aku datang bukan untuk meniadakannya, melainkan untuk menggenapinya.”
Yesus adalah utusan Allah. Dia adalah Anak Allah yang diutus menjadi “duta mungkasi”. Sebelumnya Allah telah mengutus Musa yang menurunkan Taurat kepada Bangsa Israel.
Lalu para nabi diutus Allah untuk selalu mengingatkan bangsa Israel. Namun mereka tidak mendengarkan para utusan dan tetap menyeleweng. Israel tidak setia kepada Yahwe Allah.
Yesus diutus menjadi duta atau utusan untuk menjadi hakim yang mengadili semua manusia. Bagi bangsa Israel dasar pengadilannya adalah hukum Taurat.
Barangsiapa meniadakan atau tidak melaksanakan hukum Taurat akan menduduki tempat paling rendah dalam kerajaan surga.
Tetapi yang melakukan dan mengajarkan segala perintah Taurat akan menduduki tempat yang tinggi dalam kerajaan surga.
Bagi kita yang mengikuti Kristus, dasar pengadilannya adalah hukum cintakasih. Barangsiapa tidak melakukan hukum kasih, dia akan berada di tempat paling rendah di dalam kerajaan surga.
Namun bagi mereka yang melakukan dan mengajarkan hukum kasih, dia akan menduduki tempat yang tinggi dalam kerajaan surga. Yesuslah yang menjadi duta bagi kita semua.
Yesuslah yang menentukan keselamatan kita. Yesus datang bukan untuk meniadakan hukum. Dia datang untuk menyempurnakan dan menggenapi hukum itu.
Marilah kita mengikutiNya mengamalkan hukum kasihNya kepada sesama manusia.
Bunga merah kuning sedang mekar.
Serasa indah di taman bunga.
Jangan hanya menjadi pendengar.
Tetapi jadilah pelaksana sabda.
Muntilan, Neng apa seneng aku…
Rm. A. Joko Purwanto Pr