RESI Bagaspati adalah seorang ayah yang baik hati. Dia punya anak perempuan bernama Pujawati. Gadis ini jatuh cinta pada Narasoma, Putera Mahkota Mandaraka.
Narasoma mau menerima Pujawati asalkan sang ayah memberikan ajian candabirawa. Ajian itu melekat pada hidupnya sendiri. Jika ajian itu diberikan kepada orang lain, maka Bagaspati harus mati.
Demi cintanya kepada anak gadis satu-satunya, Bagaspati menyerahkan ajian candabirawa kepada Narasoma, menantunya. Karena cintanya, Bagaspati memberi apa pun bahkan nyawanya untuk anak yg dikasihinya.
Yesus mengajarkan kepada murid-murid-Nya doa wasiat. Bapa kami adalah doa warisan Yesus bagi kita. Kita boleh menyebut Allah sebagai Bapa yang penuh kasih.
Allah adalah Bapa kita. Melalui Yesus kita boleh menyebut Allah sebagai Bapa. Bapa mengenal apa yang kita perlukan. Allah maha mengetahui. Ia menyelami kita masing-masing.
Maka Yesus mengatakan, “Janganlah kalian seperti mereka (yang berdoa dengan banyak kata-kata), karena Bapamu tahu apa yang kalian perlukan, sebelum kalian minta kepada-Nya.”
Isi doa Bapa Kami, pertama-tama adalah memuliakan Allah Bapa. Tugas pertama kita sebagai manusia adalah memuliakan Allah. Yesus juga pernah berkata, “Carilah dahulu Kerajaan Allah.”
Nama Allah atau Kerajaan Allah harus menjadi yang utama dalam hidup kita. Kalau kita fokus hidup demi Kerajaan Allah, apa yang kita perlukan di dunia ini akan ditambahkan kepada kita. Allah akan menyelenggarakan hidup kita.
Sesudah memuji nama Allah, barulah kita memohon rejeki secukupnya dan membagun relasi yang baik dengan sesama atas dasar saling mengampuni.
Yesus mengajarkan kepada kita untuk tidak serakah. “Berilah kami pada hari ini makanan kami yang secukupnya.”
Kita meminta makanan secukupnya untuk hari ini. Besok akan ada rejekinya sendiri. Maka kita diminta berdoa setiap hari. Itu artinya kita mengandalkan Allah semata dalam hidup kita.
Sesudah itu kita diajak membangun relasi dengan sesama. Semangat dasarnya adalah pengampunan. Sebagaimana Bapa mengampuni kita, demikian juga kita diajak saling mengampuni.
Kalau kita mau mengampuni saudara-saudara kita di dunia, nanti di sorga pun Bapa akan mengampuni kita. Sorga itu kita bangun dengan semangat pengampunan di dunia.
Begitulah sikap Allah sebagai Bapa. Ia adalah Bapa yang dekat dan baik hati kepada kita anak-anak-Nya. Kita bersyukur mempunyai Allah yang begitu mengasihi kita.
Senja telah datang lagi.
Membawa pelangi yang indah.
Allah Bapa sungguh mengasihi.
Walau kita adalah manusia lemah.
Banyuaeng, hari ini penuh warna…
Rm. A. Joko Purwanto, Pr