SEORANG guru bertanya kepada murid-muridnya, siapakah Tuhan itu. Seorang murid maju ke depan kelas dan berkata, “Tuhan itu seperti ayah saya yang Insinyur. Ia menciptakan dunia ini.”
Anak lain berkata, Tuhan itu seperti ayah saya seorang dokter, Ia menyembuhkan orang sakit.” Anak lain lagi berkata, “Tuhan itu seperti ayah saya Pengusaha, Ia mempunyai segala-galanya.”
Semua anak menggambarkan Tuhan seperti ayahnya yang sukses, kaya dan berhasil. Ada seorang anak duduk tertunduk di pojok. Ia tidak berani maju ke depan. Gurunya merayunya agar bisa menceritakan seperti apa Tuhan itu.
Akhirnya anak ini maju tertunduk menjawab dengan lirih, “Tuhan itu seperti Pemulung.” Semua anak gusar dan mencemooh. Mereka ribut menyoraki anak ini.
Bu guru meminta semua anak tenang. Anak ini melanjutkan, “Tuhan itu mengasihi yang kotor dan terbuang, seperti bapak saya. Ia mengambil saya dari tempat sampah dan mencintai saya tanpa pamrih. Ia memungut saya menjadi anaknya sendiri.”
Anak-anak di kelas mulai hening dan meneteskan air mata. Bu guru merangkul anak itu dan semua anak mengelilinginya sambil sesenggukan.
Yesus bertanya kepada murid-muridNya, “Siapakah aku ini?” ada yang mengatakan Elia, Yohanes Pembaptis, ada yang bilang seorang nabi pada zaman dahulu.
Tetapi Yesus bertanya lebih lanjut, “Tetapi menurut kamu, siapakah aku ini?” dengan tegas Petrus menjawab,”Engkau adalah Mesias.”
Siapa seseorang itu bukan hanya nama atau identitas. Siapa itu bisa menggambarkan pengalaman personal yang sangat mendalam.
Petrus langsung menyebut Yesus adalah Mesias, pasti ia punya pengalaman dalam bersama Yesus sehingga Petrus bisa menyimpulkan Yesus adalah Mesias. Gelar Mesias adalah pribadi ilahi yang menjadi harapan semua orang. Mesias adalah penyelamat. Mesias adalah yang terurapi dari Allah.
Seperti anak kecil yang menginterpretasikan Allah sebagai pemulung itu, ia punya pengalaman mendalam dipungut oleh seorang pemulung menjadi anaknya sendiri yang sangat dicintai tanpa pamrih.
Ia yang dibuang di tempat sampah yang kotor tetapi diambil dan dipungut menjadi anaknya sendiri. Begitulah Allah. Ia mengangkat kita dari tempat kotor penuh dosa dan mengangkat kita menjadi anakNya sendiri melalui Yesus Kristus.
Apakah anda mempunyai pengalaman personal dengan Yesus? Jika ya, anda akan mampu menjawab pertanyaan Yesus, “menurut kamu siapakah Aku ini?”
Makan soto lauknya tahu
Bayarnya murah hanya limaribu
Siapakah Yesus bagiku?
Dialah sahabat sejatiku
Cawas, Legawa : digawe lega njur digawa.
Rm. A. Joko Purwanto Pr