DALAM sastra Jawa ada ”tembung sanepan.” Sanepan adalah bentuk komunikasi dengan menyebut tanda-tanda atau bahasa kiasan agar kita bisa menemukan makna yang paling dalam bagi kehidupan kita. Kadangkala komunikasi ini bisa menjadi sarana sharing pengalaman yang mendalam.
Misalnya, sanepan-sanepan yang sering kita dengar adalah, “Golekana galihing kangkung” (Carilah inti dalamnya batang kangkung), “Golekana tapaking kuntul nglayang.” (Carilah bekas tapak kaki burung bangau yang terbang), “Golekana Kayu Gung Susuhing Angin.” Dan masih banyak contoh sanepan lainnya.
Inti dalamnya batang kangkung itu hanya hampa, angin belaka. Kita manusia itu bisa hidup karena ada nafas, angin yang ditiukpan ke dalam diri kita. Kita berasal dari kehampaan dan akan kembali kepada yang mengisi kehidupan kita. “Golekana tapaking kuntul nglayang.”
Secara iman Katolik, itu berarti Yesus sendiri. Kuntul itu burung bangau putih. Putih itu lambang kesucian. Ia terbang, berarti naik ke atas, surga. Siapakah yang telah naik ke surga kalau bukan Dia yang berasal dari surga?
“Tidak ada seorang pun yang telah naik ke surga, selain Dia yang telah turun dari surga, yaitu Anak Manusia.”
Bekas tapak kuntul yang melayang, apa dan siapakah itu? Orang-orang yang telah dibaptis dan menjadi pengikut Yesus itulah tanda kelihatan dari Yesus yang naik ke surga.
Kita ini adalah tanda dari kehadiran Kristus sendiri. Orang-orang katolik yang melaksanakan ajaran Kristus adalah tanda dari kehadiran Kristus. Mereka itulah “tapaking kuntul nglayang.”
Pembicaraan Yesus dengan Nikodemus itu memakai perlambang-perlambang tinggi dan dalam. Orang harus dilahirkan kembali dalam air dan roh. Kalimat itu tidak boleh hanya ditangkap secara lahiriah semata.
Kalau hanya diartikan secara letterlijck, maka sulit terjadi. Bagaimana kalau orang sudah tua harus lahir kembali dari rahim ibunya? Begitu cara pikir Nekodemus.
Pembaptisan itulah kelahiran kembali. Orang yang dibaptis, dilahirkan kembali menjadi manusia baru, menjadi Anak Allah. Dengan menjadi Anak Allah ia akan beroleh hidup kekal dalam kerajaan Allah.
Syarat untuk memperoleh hidup kekal adalah percaya kepada Anak Manusia dengan pembaptisan. Dengan demikian orang dilahirkan kembali.
Sarang angin ada dimana?
Di ufuk saat mentari datang.
Kristus Yesus junjungan kita.
Sudah bangkit dan menang.
Cawas, menanti bulan purnama…
Rm. A. Joko Purwanto Pr