“Ditarik Oleh Bapa”
ADIK saya, Romo Joko Susanto, Pr, dulu kuliah di IPI Malang. Kalau liburan semester pulang ke Klaten naik kereta api. Karena uang sakunya tipis, ia minta ijin ke masinis untuk ikut duduk di loko. Untung Pak Masinisnya baik hati.
“Duduk di lantai gak papa ya mas, biar pak kondektur tidak tahu.” Ia duduk sambil terkantuk-kantuk di lokomotif dan tidak dikontrol oleh kondektur.
“Matur nuwun Pak, sudah boleh numpang gratis.” Ia sampai di Klaten dengan aman karena kebaikan hati Pak Masinis.
Waktu pulang dari Sumatera, dia naik bus malam. Ia senang ngobrol dengan sopir dan kondektur.
Pada waktu istirahat makan, dia diajak makan bersama di ruang crew yang khusus untuk sopir dan kondektur. Dapat makan enak, gratis lagi.
Dari Klaten, masih menempuh perjalanan jauh ke rumah Banyuaeng. Dia cari tumpangan, bonceng orang atau numpang gerobak atau truk yang mencari pasir di Kali Woro.
Selalu ada orang baik hati yang memberi tumpangan.
Yesus berkata kepada orang banyak, “Tidak seorang pun dapat datang kepada-Ku, jikalau ia tidak ditarik oleh Bapa yang mengutus Aku.”
Yesus itu ibarat seorang masinis. Ia menarik banyak gerbong dari dunia menuju ke surga. Seperti adik saya itu, ikut masinis yang membawa kereta dari Malang menuju ke Klaten.
Ia boleh menumpang secara gratis. Kita ini juga ikut Yesus secara gratis. Kita tidak harus membayar apa-apa. Dia menjamin keselamatan kita.
Yesus berkata, “Sesungguhnya barangsiapa percaya, ia mempunyai hidup kekal.”
Percaya pada Yesus yang diutus Bapa itulah jaminan keselamatan kita. dan lagi Yesus menegaskan, “Akulah roti hidup yang telah turun dari surga. Jikalau seorang makan dari roti ini, ia akan hidup selama-lamanya.”
Nah, kalau kita mau selamat, marilah kita percaya dan mengikuti Yesus. Dialah yang memberi tumpangan gratis kepada kita.
Dialah yang akan membawa kita sampai pada keselamatan kekal. Dia akan mengantar kita sampai ke rumah Bapa. Aman dan gratis pula.
Naik kereta api tut tut tut.
Dari Bandung menuju ke Surabaya.
Bersama Yesus mari kita ikut.
Pulang ke rumah Bapa dengan ceria.
Cawas, semangat dan gembira….
Rm. Alexandre Joko Purwanto, Pr