Salut Suporter Jepang

PENDIDIKAN anak-anak di Jepang sungguh luar biasa. Bukan soal intelektualitas yang diprioritaskan, tetapi kemandirian, kedisiplinan dan hormat serta empathy terhadap sesama.

Anak-anak sejak kecil sudah dididik mengurus diri sendiri. Tidak ada orangtua mengantar anak ke sekolah, menyiapkan baju, buku, bahkan air hangat untuk mandi. Di sini anak SMP masih disuap oleh ibunya.

Semua bisa diurus anak sendiri. Sejak kecil anak-anak sudah diajari hormat pada sesama. Mereka selalu membungkukkan badan untuk memberi hormat pada orang lain.

Kita lihat Naomi Osaka, pemain tenis, ia selalu membungkukkan badan tanda hormat kepada lawan dan juga penonton di tribune.

Pada Piala Dunia di Rusia 2018 suporter Jepang membersihkan sampah-sampah plastik dan botol di arena penonton setelah pertandingan usai. Kebersihan adalah bagian dari pendidikan, dan ini sudah menjadi gaya hidup di Jepang.

Walau tidak ada tempat sampah, jalan-jalan dan kota-kota di Jepang sangat bersih. Budaya itu tidak hanya dilakukan di rumah sendiri, tetapi di mana pun mereka berada, kebersihan dijunjung tinggi. Mereka mulai dari diri sendiri, keluarga, komunitas dan meluas menjadi budaya nasional.

Yesus berkata, “Segala sesuatu yang kamu kehendaki diperbuat orang kepadamu, perbuatlah demikian juga kepada mereka. Itulah isi seluruh hukum Taurat dan kitab para nabi.”

Kalau kita ingin dihargai orang, maka perbuatlah itu dengan menghargai mereka. Anak-anak di Jepang itu selalu diajari berterimakasih kepada siapa pun. Ketika mereka menyeberang jalan, mereka akan berbalik dan membungkukkan badan kepada para pengendara yang berhenti.

Kalau kita ingin orang lain berbuat baik, maka lakukanlah kebaikan itu mulai dari diri kita sendiri.

Budaya bersih para suporter Jepang itu akhirnya menular, ditiru oleh negara lain. Suporter Senegal, tuan rumah Rusia akhirnya juga gotong royong membersihkan arena pertandingan.

Mari kita menularkan kebaikan. Pasti kebaikan itu akan kembali kepada kita juga. Yang menabur kebaikan akan memetik buah-buah keutamaan. Semua dimulai dari diri kita sendiri.

Ayo kita selalu cuci tangan.
Jangan lupa pakai maskernya.
Marilah kita menanam kebaikan.
Pasti kita akan memetik hasilnya juga.

Cawas, selalu menabur kebaikan….
Rm. Alexandre Joko Purwanto, Pr