SALAH satu syarat agar Sumantri diterima mengabdi di Kerajaan Maespati adalah memindahkan Taman Sriwedari atas permintaan Prabu Harjuna Sasrabahu.
Ini syarat yang sangat sulit. Namun oleh kesaktian Sukrosono, adik Sumantri yang berwajah raksasa, Taman Sriwedari dapat dipindahkan.Sebelum itu terjadi, Sumantri diminta berjanji untuk tidak meningalkan Sukrosono.
Tidak menghina dan menyia-nyiakannya karena wajahnya yang buruk rupa. Sumantri mau berjanji untuk tidak berpisah sekejap pun dengan Sukrosono.
Ketika Dewi Citrawati memeriksa taman, ia terkejut ketakutan karena ada raksana jelek berwajah menakutkan berada di dalam tamannya.
Sumantri marah kepada Sukrosono dan menyuruhnya untuk meninggalkan taman. Tetapi Sukrosono bersikukuh ingin tetap tinggal bersama Sumantri.
Sumantri menakut-nakuti adiknya itu dengan panah terkekang. Tapi Sukrosono tetap mengiba ingin bersamanya. Hati yang marah membuat lupa diri.
Panah di tangan Sumantri terlepas dan mengenai dada Sukrosono. Ia mati untuk kakaknya yang ingin mengabdi di Maespati. Ia rela mati demi kebahagiaan kakaknya.
Yesus berkata kepada murid-muridNya, “Tidak ada kasih yang lebih besar daripada kasih seorang yang memberikan nyawanya untuk sahabat-sahabatnya. Kamu adalah sahabatKu, jikalau kamu berbuat apa yang Kuperintahkan kepadamu. Aku tidak menyebut kamu hamba. Tetapi Aku menyebut kamu sahabat, karena Aku telah memberitahukan kepada kamu segala sesuatu yang telah Kudengar dari BapaKu”
Yesus mengorbankan hidupNya demi keselamatan kita para sahabatNya. Ia mati karena cintaNya kepada kita manusia.
Yesus mengangkat martabat kita melalui kematianNya. Kita manusia yang berdosa, berkat kematianNya, diangkat menjadi anak-anak Allah.
Kita yang bukan siapa-siapa menjadi sahabat-sahabat Yesus. Kita yang seharusnya dihukum karena dosa, tetapi mendapat belaskasih Allah berkat kematian Yesus. Tidak ada kasih sebesar kasih Yesus yang memberikan nyawaNya untuk kita.
Sukrosono merelakan hidupnya demi Sumantri kakaknya. Sumantri yang semestinya gagal mengabdi di Kerajaan Maespati, karena kematian Sukrosono, akhirnya diangkat menjadi Mahapatih.
Berkorban adalah tindakan luhur dan mulia. Berani mengorbankan diri demi kebahagiaan orang lain itulah panggilan murid-murid Kristus. Beranikah kita berkorban ?
Ke Kopeng mengendarai Vespa
Habis minyak Vespa merana
Berani mengorbankan diri bagi sesama
Meniru Kristus yang wafat demi sahabatNya
Berkah Dalem,
Rm. A. Joko Purwanto Pr