“Inggih Ora Kepanggih”
ORANG Jawa itu pandai menyembunyikan perasaan. Ia tidak mau langsung to the point, tetapi muter-muter dulu sebelum sampai ke fokus persoalan. Bisa dianggap tidak sopan jika orang langsung ke pokok permasalahan.
Walaupun lapar tapi kalau tidak dipersilahkan makan, dia tidak akan makan, apalagi meminta. “Inggih ora kepanggih” itu artinya berkata ya ya tetapi tidak segera melakukannya.
Lain ladang lain belalang, lain lubuk lain ikannya. Di depan pastoran Tayap, ada dua pohon jambu air yang lebat. Kalau lagi musim banyak sekali buahnya, dan rasanya manis.
Ibu-ibu dan muda-mudi suka sekali merujak. Mereka tidak pakai basa-basi, langsung petik baru bilang, “Pastor, minta jambunya ya. Kami mencuri jambu nih pastor.”
Di kampung, kalau disuruh makan , tidak usah “lenggat-lenggot” malu-malu. Kalau lapar ya bilang lapar dan minta makan. Kalau sekali disuruh tidak ambil makanan, tidak akan dipersilahkan berulang-ulang. Orang Jawa kadang harus disuruh atau dipersilahkan berkali-kali baru mau makan.
Saya pernah menahan lapar seharian, karena hanya dipersilahkan sekali. Saya tidak segera ambil makan. Setelah itu tidak ada orang menawari makan. Pulang dari stasi perut melilit menahan sakit.
Hari ini kita memperingati St. Bartolomeus atau Natanael. Ketika Filipus bercerita telah berjumpa dengan Mesias yang dijanjikan yaitu Yesus dari Nasaret, Natanael langsung to the poin mengadili, “Mungkinkah sesuatu yang baik datang dari Nasaret?”
Ia langsung menilai bahwa tidak ada yang baik dari Nasaret. Ia tidak pakai basa-basi, memuji dulu atau nyanjung-nyanjung. Ia berterus terang tanpa “tedheng aling-aling.”
Yesus menanggapi keterbukaan dan kepercayaan Natanael itu. Ia menjanjikan hal-hal yang lebih besar yakni, “engkau akan melihat langit terbuka dan malaikat-malaikat Allah turun naik kepada Anak Manusia.”
Hal-hal ilahi akan dialami oleh Natanael karena imannya kepada Yesus. Ia tidak ragu dan bimbang percaya akan pribadi dan sabda Yesus sendiri.
Apakah anda punya pengalaman hebat sesudah mengenal Yesus, atau apa anda malah kecewa karena mengikuti-Nya?
Bulan agustus ada banyak libur hari raya.
Tapi karena covid tidak bisa pergi kemana-mana.
Lebih baik jadi orang terbuka apa adanya.
Daripada dibuat-buat dan berpura-pura.
Cawas, senja ceria….
Rm. Alexandre Joko Purwanto, Pr