“Gembala Yang Baik”

SEORANG anak muda ditugaskan menjaga domba-domba milik tuannya. Tuan itu menasehati, jika kamu melihat serigala-serigala datang, mintalah bantuan ke kampung dan berteriak-teriak; “serigala-serigala datang!!! Pasti orang-orang sekampung akan keluar membantu.

Anak muda itu mulai bosan menjaga domba-domba. Ia punya pikiran sembrono untuk mengelabui orang-orang sekampung. “Pasti akan terjadi sesuatu yang lucu” pikirnya.

Ia berpura-pura minta bantuan karena ada serigala. Ia berlari ke kampung dan berteriak; “Serigala datang! Serigala datang!”

Maka keluarlah orang-orang kampung. Anak muda itu tertawa terpingkal-pingkal melihat orang-orang terkelabui. Hal itu dia lakukan sampai dua kali. Orang-orang kampung keluar dan tidak menemukan serigala.

Untuk yang ketiga kalinya, anak muda itu berteriak-teriak lagi. Tetapi orang-orang kampung mulai jengkel karena ditipu. Mereka kemudian tidak memperdulikannya.

Suatu hari serigala-serigala lapar dan buas sungguh datang. Anak muda itu panik lari ketakutan. Ia berlari ke kampung minta bantuan. Namun orang-orang sudah tidak percaya lagi.

Serigala-serigala menerkam domba-domba, membuat kacau balau, lari tunggang langgang menyelamatkan diri. Banyak domba menjadi korban keganasan serigala.

Yesus memberi metafora tentang gembala. “Akulah gembala yang baik. Gembala yang baik memberikan nyawanya bagi domba-dombanya, sedangkan seorang upahan yang bukan gembala, dan yang bukan pemilik domba-domba itu sendiri, ketika melihat serigala datang, meninggalkan domba-domba itu lalu lari, sehingga serigala itu menerkam dan mencerai-beraikan domba-domba itu. Ia lari karena ia seorang upahan, dan tidak memperhatikan domba-domba itu.”

Yesus adalah gembala yang bertanggungjawab atas keselamatan domba-domba-Nya. Ia menyerahkan diri dan mengorbankan nyawa bagi kawanan-Nya.

Ia menjamin keamanan dan membawa ke rumput yang hijau. Ia berada di depan menghadapi segala ancaman. Ia selalu berada di tengah-tengah kawanan.

Jika kita berada di kawanan domba, kita pantas bersyukur karena memiliki gembala yang baik yakni Yesus sendiri.

Jika kita ditugaskan menjadi gembala, kita harus menjaga kawanan dan memberi rasa aman bagi mereka. Gembala yang baik berani berkorban bagi domba-dombanya.

Gembala yang baik mengarahkan mereka menuju padang rumput subur. Menjamin tersedianya makanan, mengobati yang sakit, mencari yang tersesat, membopong yang pincang, solider di tengah dinginnya padang, mencarikan solusi bagi mereka yang kebingungan.

Mari kita meneladan Kristus Sang Gembala Sejati.

Waspada corona di India makin menggila.
Banyak korban tergeletak di jalan raya.
Gembala baik rela berkorban jiwa raga.
Demi keselamatan domba-domba merana.

Cawas, harapan datang….
Rm. Alexandre Joko Purwanto, Pr