“Menemukan Banyak Saudara”
“ROMO, jangan sungkan-sungkan ya kalau pergi ke Ponti, singgah ke rumah. Kapan saja pintu selalu terbuka. Rumah kami welcome untuk romo.” Begitu sambutan hangat keluarga menerima kedatangan kami.
Semua keperluan sudah disediakan. Mau istirahat ada kamar nyaman, mau pergi-pergi sudah ada mobil, mau makan minum semua tersedia di kamar makan.
Menjadi imam itu menghayati semangat kemiskinan, meninggalkan segala-galanya. Kendati kami tidak punya kendaraan, tetapi bisa naik mobil bagus. Kendati tidak punya rumah, tetapi bisa tinggal dimana saja. Kendati tak punya istri, semua kebutuhan sudah tersedia. Berani meninggalkan keluarga untuk diutus, dimana-mana ada saudara yang menerima.
Pada awal tugas di Ketapang dulu, rasanya gamang. Tidak punya keluarga atau siapa-siapa yang dikenal. Tempat baru, semua serba baru, tidak tahu apa-apa.
Namun setelah terjun menjalani perutusan, Tuhan menyediakan semuanya. Bahkan berkelimpahan. Tuhan memberi banyak saudara dan keluarga. Tuhan menyediakan banyak fasilitas. Semua dipermudah oleh Tuhan.
Paroki tidak punya mobil, tapi umat siap mengantar kemana saja. Jika turne ke stasi-stasi, umat berebut untuk disinggahi dan menyiapkan kamar untuk menginap.
Kalau sedang beruntung bisa makan babi hutan atau durian lezat. Kalau romo suka minum, sudah tersedia tuak yang paling enak. Tidak itu saja, romo balik ke pastoran masih diberi banyak persembahan macam-macam. Serba berkelimpahan.
Apa yang disabdakan Yesus bagi para murid itu sungguh benar, “Barangsiapa meninggalkan rumah, saudara-saudari, ibu atau bapa, anak-anak atau ladangnya, pada masa ini juga ia akan menerima kembali seratus kali lipat; rumah, saudara laki-laki, saudara perempuan, ibu, anak-anak dan ladang.”
Ketika kita berani melepaskan, akan mendapat. Kalau kita berani memberi, akan menerima. Ketika kita berani berkorban, akan dicintai, berani menderita akan bahagia. Berani mati akan memperoleh hidup kekal.
Jangan pernah merasa kawatir, hidup kita sudah dijamin oleh Tuhan. Beranikah kita lepas bebas dan mengikuti Yesus?
Pergi ke sungai untuk mencari ikan.
Yang paling enak adalah ikan semah.
Tuhan tidak membiarkan kita kekurangan.
Asal kita “gelem obah, mesti bakal mamah.”
Cawas, jangan takut….
Rm. Alexandre Joko Purwanto, Pr